BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SEJARAH
Kata “sejarah” berasal dari bahasa
arab “syajaratun”, artinya pohon. Apabila digambarkan secara sistematik,
sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang dan ranting, bermula dari
sebuah bibit, kemudian tumbuh berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan
kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab.[1]
Sejarah dalam dunia barat disebut
historiy (perancis), historie (belanda), dan history (inggris), berasal dari
bahasa yunani, istoria yang berarti ilmu.[2]
Menurur definisi yang umum, kata
histiry berarti “masa lampau umat manusia”.dalam bahasa jerman disebut
geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi.[3]
Sedangkan dalam bahasa arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan
taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus
sya’i menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa.[4]
Dalam pengertian lain, sejarah
adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (events in the
past). Dalam pengertian yang lebik seksama sejarah adalah kisah peristiwa masa
lampau umat manusia.
Sejarawan muslim Ibnu Khaldun
mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau
peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak
masyarakat, seperti keliaran, keramah tamahan, dan solidaritas golongan tentang
revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain
dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat
bermacam-macam; tentang bermacam-macam dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
penghidupannya, maupun dalam bemacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan
pertukangan. Pada umumnya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam
masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.
Namun demikian, kajian sejarah
masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh karena
itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu
tertentu pada masa lampau yang dilakukan ditempat tertentu. Dengan demikian,
muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada
zaman tertentu, seperti sejarah eropa, sejarah yunani, sejarah islam, sejarah
islam abad pertengahan, sejarah islam di spanyol, dan lainnya.
Sejarah mencakup perjalanan hidup
manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah
mempunyai arti dsn bernilsi, sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan
sejarahpun membentuk manusia, menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan
menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut.
Sejarah itu kembali berulang
membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti dimana
manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah
ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan penuntun.
Al-quran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan ( uswatun
hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam setiap
tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang
lembut dan keras bagi umat manusia yang membacanya; menjadi sesuatu yang
mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karena itu, sejarah
tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau
tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah. Sejarah islam sangat erat dengan islam sebagai
aama penuntun, maupun petunjuk bagi umat islam sehingga islam dalam
sejarah memberikan arti lebih penting
bahkan menentukan kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia
mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik kehidupna dunia maupun
akhirat. Oleh karena itu, sejarah Islam yang sebenarnya berpangkal dan
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
Peradaban dunia menjelang lahirnya
Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah. Pada masa pra Islam
terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu Romawi Timur dan Peradaban Persia,
dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua kekuatan
besar tersebut merupakan dua super power dunia pada masa itu sekaligus
merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama Islam belum
dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban Arab ketika itu memiliki
corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya
yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban
jahiliah. Jahiliah memiliki konotasi jahil (bodoh) khususnya dalam hal
moralitas, yaitu norma-norma pergaulan antarsesama, dimana ketika itu
antarkabilah saling bermusuhan untuk saling berebut hegemoni. Demikian pula
hak-hak asasi manusia khususnya perempuan , dan kaum lemah tidak pernah ada,
yang kuat memperdaya yang lemah , yang kaya memperdaya yang miskin dan seterusnya. Sedangkan dalam hal kemajuan
budaya kebendaan, sebenarnya masyarakat Arab memiliki budaya yang cukup maju
untuk ukuran zamannya. Dengan demikian, jahiliah khususnya diperuntukkan dalam
hal moralitas dan teologi. Dalam situasi dan kondisi perdaban dunia yang
semacam itulah nabi Muhammad diutus Allah untuk membawa agama Islam dengan
menjunjung tinggi peradaban moral
Kondisi bangsa Arab sebelum
kedatangan Islam, terutama disekitar Mekah masih diwarnai dengan penyembahan
berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dikenal dengan istilah paganisme[5]. Selain menyembabah berhala, dikalangan bangsa
Arab adapula yang menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh
penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Disamping itu juga agama Yahudi yang dipeluk
oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi, yaitu
agama orang-orang Persia.
Demikianlah keadaan bangsa Arab
menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa Islam di tengah-tengah bangsa
Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliah, masa kegelapan dan
kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi dan sastra
karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Mekah bukan hanya merupakan pusat perdagangan lokal, tetapi juga
sebagai jalur perdagangan dunia yang sangat penting pada saat itu, yang
menghubungkan antara utara Syam, dan Selatan yaman, antara timur Persia dan
barat Abesinia dan Mesir.
Dalam bidang sastra, pada masa ini
sastra juga memiliki arti penting dalam kehidupan bangsa Arab, mereka
mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap tahun di
pasar seni Ukaz, Majinnah, dan Majaz. Bagi yang memiliki syair yang bagus, maka
diberikan hadiah, dan mendapat kehormatan bagi suku atau kabilahnya serta
syairnya digantungkan di Ka’bah yang dinamakan Al-Muállaq As-Sab’ah. Bangsa
Arab juga dikenal suku berperang. Peperangan antarsuku tidak pernah berhenti,
saling berebut kekuasaan dan pengaruh merupakan kepahlawanan yang dibanggakan.
Namun dibalik semua itu, bangsa Arab sejak dahulu memiliki sifat ksatria, setia
pada kawan, dan menepati janji. Bangsa Arab suka menghormati tamu dan memberi
suaka kepada siapapun yang meminta perlindungan ke rumah mereka. Mereka juga
memberi makan dan minum kepada kafilah padang pasir dan menghargai
kepahlawanan, sebagai contoh bahwa bangsa Arab Quraisy suka membela orang-orang
yang tidak berdaya dari golongan mereka sendiri serta selalu bermusyawarah
dalam persoalan keluarga.
Sebelum agama Islam berkembang di
Jazirah Arab, agama Yahudi dan Kristen telah berkembang ke Jazirah Arab. Namun,
bangsa arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka. Daerah Jazirah Arab
dibagi dalam 3 bagian besar, yaitu:
1.
Selatan Jazirah Arab
Terdapat kaum Qathaniyun (keturunan Qathan) yang mendirikan kerajaan Saba’
(kota pusat perdagangan) dan kerajaan Himyar.
2.
Utara Jazirah Arab
a.
Hidup kaum Qathaniyun dan Adnaniyun (keturunan Ismail bin Ibrahim).
b.
Terdapat Kerajaan Hirah yang berada di bawah perlindungan Persia.
Berkembang pada abad ke-3 hingga munculnya islam.
c.
Terdapat Kerajaan Ghassan yang berada di bawah perlindungan Romawi.
Berkembang pada abad ke-3 hingga munculnya islam.
3.
Daerah Hijaz
a.
Tidak pernah dijajah oleh Bangsa lain.
b.
Daerah yang sulit dijangkau, tandus dan miskin.
c.
Kota terpenting adalah Mekkah, di Mekkah terdapat Kakbah.
d.
Penguasa yang terkenal adalah Qushai dan Quraisy.
Ciri-ciri Negara Arab sebelum munculnya agama Islam:
-
Arab merupakan kawasan yang tidak maju.
-
Keadaan masyarakat sangat kacau.
-
Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala.
-
Sebagian orang Arab merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.
-
Setiap orang berkelakuan semaunya sendiri.
-
Keributan terjadi dimana-mana.
-
Zaman zahiliyah.
Masa Awal Perkembangan Islam
Agama Islam lahir dan
tumbuh di Jazirah Arab, tepatnya dikota Mekkah. Agama ini pertama kali
diperkenakan oleh Nabi Muhammad SAW, sekitar abad ke-6 M.
Pada awal
perkembangannya, agama Islam sangat ditentang oleh masyarakat Mekkah, terutama
oleh pemimpin-pemimpin suku Quraisy. Menurut Ahmad Syalabi, 5 faktor yang
mendukung suku Quraisy menentang seruan islam yaitu:
1.
Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.
2.
Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba
sahaya. Atau disebut dengan tidak adanya perbudakan.
3.
Para penmimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan
kembali dan pembalasan di akhirat.
4.
Patuh kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab.
5.
Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
Masa Awal Agama Islam
Islam
bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang
terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi. Muhammad
dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia
dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan
suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad
dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih
berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah
meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul
Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian
menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan
secara sederhana. Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu
yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai
mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah
tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam
kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang
mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya. Pada tahun 622 masehi,
Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah,
dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di
Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari
Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah
umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir,
umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan
terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah. Keunggulan diplomasi nabi Muhammad
SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang
sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh
kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh
umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir
seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.
Suku Quraisy
Quraisy berasal dari Bahasa Arab
yang artinya adalah suku bangsa Arab keturunan Ibrahim as.
Mereka tinggal dan hidup di Mekkah dan daerah
sekitarnya. Quraisy yang hidup
di Mekkah disebut Quraisy Lembah, sementara yang lain tinggal
lebih jauh mengelilingi Mekkah dikenal dengan Quraisy Pinggiran.
Penamaan Quraisy berasal
dari Fihr yang merupakan leluhur Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul utama
agama Islam. Dimana Fihr kemudian menurunkan sampai Qushay bin Kilab.
Garis Keturunan Suku Quraisy:
1.
Ba’idah artinya punah.
Merupakan suku yang pernah tinggal di Jazirah Arab dan telah punah.
Sejarah mereka sedikit sekali yang dapat diketahui, kebanyakan berasal
dari Perjanjian Lama dan Al-Qur’an. Selain itu dari
penggalian-penggalian arkeologis yang ditemukan. Mereka
termasuk ‘Ad, Tsamud, Tasam,
Jadis, Imlaq dan lainnya.
2.
Qahtani
Menurut dugaan mereka berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub
bin Qahtan bin Hud, sering pula dikenal dengan Arab Qahtan.
Mereka kebanyakan tinggal di Yaman dan kemudian menyebar ke daerah lainnya.
Peradaban mereka diketahui cukup tinggi. Dibuktikan dengan penemuan-penemuan
arkeologis yang mengungkapkan cara kehidupan mereka. Keturunan dari Qahtani ini
ada yang menyebar sampai ke Yatsrib, nama kuno untuk Madinah, yaitu Bani
‘Aus dan Bani Khazraj yang dikenal sebagai Kaum Anshar.
3.
Adnani
Mereka diduga berasal dari keturunan Ismail as melalui anaknya
Adnan. Ada juga yang menyebut Arab Adnan. Quraisy termasuk cabang dari ini.
Quraisy menjadi suku
terkemuka di Mekkah sejak sebelum kelahiran Muhammad SAW dan
pada dasarnya menguasai kota. Sebelum kelahiran Muhammad SAW, suku
ini terbagi menjadi beberapa klan, masing-masing memiliki tanggung jawab
yang berbeda atas kota Mekkah dan Ka’bah. Terjadi rivalitas
antar klan, dan makin meruncing selama nabi Muhammad SAW hidup.
Beberapa pemimpin klan tidak menyukai klaim nabi Muhammad saw
akan kenabian dan mencoba menghentikannya dengan menekan
pemimpin Bani Hasyim saat itu, Abu Thalib. Banyak pula dari klan
tersebut yang menghukum pengikut nabi Muhammad SAW, seperti
melakukan boikot. Hal inilah yang menyebabkan keluarnya perintah hijrah
ke Ethiopia, dan kemudian ke Madinah.
Setelah Penaklukan
Kota Makkah pada tahun 630 M, nabi Muhammad SAW memaafkan orang Quraisy yang
sebelumnya menekan dan memusuhinya, kedamaian terjadi. Setelah meninggalnya
nabi Muhammad SAW, rivalitas klan meningkat, terutama siapa yang berhak
menjadi Khalifah, hal yang menyebabkan terjadinya
pemisahan Sunni dan Syi’ah.
Banyak cara yang
dilakukan para pemimpin suku Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad SAW,
yaitu:
·
Bujuk rayu.
·
Ancaman pembunuhan.
·
Fitnah.
·
Penyiksaan terhadap penduduk yang beragama Islam.
Melihat kekejaman
yang dilakukan oleh suku Quraisy, Nabi Muhammad SAW mengungsikan para
sahabatnya keluar dari Mekkah. Mula-mula mereka pergi ke Habsyah (Etiopia).
Habsyah (Etiopia) memiliki seorang raja
yang toleransi beragamanya tinggi, walaupun Raja Majasi ini memeluk agama
Kristen, Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya mendapat perlakuan baik dari Raja
Majasi.
Setelah mereka
mengungsi ke Habsyah (Etiopia), mereka pindah ke Yatsrib (Madinah). Atas
permintaan sahabatnya, Nabi Muhammad SAW kemudian menyusul hijrah dari Mekkah
ke Yatsrib (Madinah). Di Madinah, Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya diterima
dengan baik, karena kedatangan mereka telah dinanti-nantikan.
Madinah merupakan titik tolak
perkembangan Islam, agama Islam kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia. Di
kota itulah pertama kalinya terbentuk masyarakat Islam sebagai kekuatan
politik, Nabi Muhammad SAW tidak hanya berkedudukan sebagai pemimpin agama
tetapi juga sebagai pemimpin masyarakat. Nama kota Yatsrib kemudian diubah
menjadi Madinatul Munnawwarah (Kota yang bercahaya).
Masa Kekhalifahan
Setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW pada tahun 632 M, muncullah para khalifah (wakil pengganti) Rasul
Allah. Para khalifah ini hanya menggantikan dalam hal mengatur hidup kaum
Muslimin menurut agama Islam. Masa kekhalifahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
sampai Khalifah Ali bin Abi Thalib biasa disebut dengan Khulafa’ur Rasyidin
(Pengganti Rasulullah yang bijaksana).
Khalifah yang pernah berkuasa diantaranya, adalah:
1.
Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
ü
Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq merupakan khalifah pertama setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW.
ü
Masa kepempininannya hanya 2 tahun (632-634).
ü
Terjadi perang Riddah (perang yang dilakukan kaum muslimin melawan
kemurtadan).
ü
Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq berhasil mengembalikan suku-suku Arab ke
jalan Islam dan membasmi nabi-nabi palsu, seperti Tulaiha.
ü
Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq mulai mengumpulkan lembaran surat-surat
Al-Quran.
2.
Khalifah Umar bin Khattab
ü
Masa kepemimpinannya adalah 10 tahun (634-644).
ü
Melakukan gelombang ekspansi ke luar daerah Arab.
ü
Kekuasaan Islam telah mencakup Jazirah Arab, Palestina, Syria, sebagian
besar wilayah Persia, dan Mesir.
ü
Khalifah Umar bin Khattab mendirikan Baitul Maal, menempa uang, dan
menciptakan Tahun Hijriah.
ü
Khalifah Umar bin Khattab dibunuh oleh seorang budak Persia yang bernama
Abu Lu’lu’ah.
3.
Khalifah Usman bin Affan
ü
Khalifah Usman memerintah selama 12 tahun (644-655).
ü
Kitab Al-Quran secara resmi dibukukan.
ü
Beliau membangun bendungan yang menjaga arus banjir dan mengatur pembagian
air ke kota-kota.
ü
Beliau juga membangun jalan-jalan, jembatan, masjid, dan memperluas masjid
Nabi Muhammad di Madinah.
ü
Kekuasaan Islam meluas hingga ke daerah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes,
sebagian Persia, Transoxania, dan Tabaristan.
ü
Dalam masa pemerintahannya terjadi ketidakpuasan di kalangan umat Islam.
ü
Beliau dibunuh oleh kaum pemberontak pada tahun 35 H (655)
4.
Khalifah Ali bin Abi Thalib
ü
Masa pemerintahannya hanya 6 tahun.
ü
Pada masa pemerintahannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib menghadapi berbagai
pergolakan.
5.
Khalifahan Ummayah
Setelah kedudukan khalifah dikuasai oleh kluarga Umayyah (661-750 M). Pusat kekuasaan negara Islam
dipindahkan keluar Jazirah Arab, yaitu ke Syria(Damaskus). Pada
masa-masa ini, dasar-dasar demokrasi Arab
lenyap, karena jabatan khalifah dipegang secara turun temurun. Hidup khalifah
sama dengan hidup raja dengan kekuasaannya yang mutlak.
Wilayah kekuasaaan negara islam pada masa ini meliputi wilayah yang sangat luas. Ke sebelah barat sampai ke daerah spanyol
dan ke sebelah timur kedaerah Pakistan dan Asia Tenggara. Perluasan
wilayah ini dilakukan oleh :
ü
Musa memimpin tentara Islam menyerbu kearah baratmenyusuri daerah Afrika
Utara sampai Maroko. Perjalanan ini dilanjutkan oleh Tarik dan berhasil
menduduki semenanjung Iberia serta menguasai Spanyol (712 M)
ü
Muhammad Kasim berhasil menduduki daerah lembah
sungai Shindu (721M)
ü
Maslama memimpin tentara Islam menyerang
konstatinopel tetapi trapserangan dapat dipukul mundur. Baru ada tahun
1453 M konstatinopel dapat dikuasai.
Pada tahun 750 M, terjadi
perebutan kekuasaan terhadap keluarga Ummayah yang dilakukan oleh golongan
Abbasiyah dalam perebutan kekuasaan itu, hampir seluruh keluarga Ummayah dimusnahkan. Hanya seorang yang berhasil meloloskan
diri, yaitu Abdur Rachman.
6.
Kekhalifahan Abbasiyah
Pada masa ini pusat kekhalifahan dipinahkan
dari Damaskus ke Bagdad. Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M) mengalami
perkembangan yang cukup pesat dan pada masa pemerintahan Harun Al
Rasyid (786-809 M) mencapai puncak yang gemilang. Hal ini tak lepas dari :
ü
Bagdad merupakan pelabuhan transito dan perdagangannya maju pesat
ü
Buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan baik dari Yunani maupun dari
Persiaditerjemahan kedalam bahasa dan huruf Arab
ü
Harun Al Rasyid mengadakan persahabatan dengan
Karel Agung (Perancis).Peristiwa ini terjadi berdasarkan situasi politik sebagai berikut :
a. Bagdad bermusuhan dengan
Byzantium dalam memperebutkan Asia kecil
b. Bagdad
bermusuhan dengan keamiran Cordoba dalam memperebutkan daerah pantai utara
Afrika dan juga karena Cordoba tidak mau mengakui kekhalifahan Bagdad.
c. Perancis
bermusuhan dengan Cordoba dalam memperebutkan daerah
d. Spanyol Utara, juga bermusuhan
dengan Byzantium karena daerah Italia.
Dalam
perebutan berikutnya kekhalifahan mengalami kemunduran. Hal inidisebabkan oleh :
a.
Terjadinya perebutan jabatan khalifah diantara
keluarga sendiri, sehinggadalam istana terdapat kelompok-kelompok yang saling bertentangan.
b.
Pertentangan itu mengakibatkan pemerintahan pusat menjadi lemah,
sehinggadaerah-daerah bagian banyak yang memerdekakan diri
7.
Kekhalifahan Cordoba
Abdur Rachman, satu-satunya keturunan
kekhalifahan Ummayah yang berhasil menyelamatkan diri dari serangan golongan
Abbasiyah mendirikan kekhalifahan Cordoba di Spanyol. Beliau tetap menyebut dirinya Amir dan
tidak mau mengakui kekhalifahan Bagdad. Baru pada masa kekuasaan Abdur Rachman
III, Cordoba menyatakan dirinya sebagai
khalifah dan kedudukannya seimbang dengan kekhalifahan Bagdad (929 M).
Pada jaman kekhalifahan Cordoba ilmu Pengetahuan
dan kebudayaan berkembang pesat. Masjid-masjid banyak dibangun istana dan
perpustakaan didirikan ahli-ahli bangunan, tabib, pengarang, ahli-ahli fikir, ahli
pakaian danahli-ahli
kemasyarakatan banyak terdapat di Cordoba.
Kemajuan dalam bidang kebudayaan itu mendorong orang-orang Eropa
untuk belajar di spanyol.
Kebudayaan dari timur yang telah tinggi dan juga warisan kebudayaan Romawi danYunani Kuno yang telah
hidang dari Eropa Barat,diketemukan kembali melalui Islam di spanyol.
Daerah kekuasaan Islam pada perkembangan selanjutnya makin sempit. Akan
tetapi, pikiran-pikiran Islam makin meluas. Apabila mula-mula mempertahankan
dan meluaskan pengaruh islam dengan pedang tetapi pada waktu-waktu berikutnya
perluasan Isalam dilakukan dengan jalan damai yaitu melalui perdagangan.
Melalui perdagangan inilah Islam masuk ke wilayah Indonesia.
Faktor-faktor yang mendorong cepatnya penyebaran agama Islam di luar
Jazirah Arab adalah sebagai berikut:
1.
Islam merupakan agama yang mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, serta
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat.
2.
Islam mengajarkan pentingnya dakwah untuk menyebarluaskan agama Islam.
3.
Islam dating dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk
mengubah agamanya untuk memeluk agama Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum adanya agama Islam terdapat dua kekuatan peradaban
dunia yang menjadi tetangga Arab, yaitu Romawi Timur dan Peradaban Persia.
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan
sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab
ketika itu disebut sebagai peradaban jahiliah Kondisi bangsa Arab sebelum
kedatangan Islam, terutama disekitar Mekah masih diwarnai dengan penyembahan
berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dikenal dengan istilah paganisme. Islam
bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir
yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi. Setelah Islam muncul
keadaan di Arab dari yang asalnya peradaban jahiliah menjadi peradaban
Islamiyah. Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke
Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar
permulaan perhitungan kalender Islam. Setelah nabi Muhammad wafat kepemimpinan
umat Islam dilanjutkan oleh para khulafaurrasyidin dan seterusnya
B. Saran
Kita sebagai seorang Muslim
sebaiknya mengetahui tentang bagaimana sejarah umat Islam terdahulu, bagaimana
perkembangan umat Islam zaman dahulu hingga sekarang, agar kita dapat
mengetahui seberapa besar perjuangan umat-uma Muslim terdahulu untuk
memperjuangkan agama hingga sampai saat ini. Dengan itu kita akan merasa
tergugah diri untuk ikut memperjuangkan agama walaupun sudah tidak di masa
dahulu supaya agama kita agama Islam dapat menjadi Agama yang selalu di ridhai
oleh Allah dan akan menjadi agama yang paling benar dipandangan Allah. Dan
nantinya kita tidak tersesat ke jalan kesesatan dan akan berjalan lurus dalam
jalan kebenaran sampai akhir nanti dan hasilnya kita mendapat hadiah dari Allah
berupa surga
DAFTAR PUSTAKA
http://wiseislam.blogspot.com/2010/05/asal-usul-agama-bukti-sejarah-kehidupan.html
William
H. Frederick dan soeri soeroto (ed), pemahaman sejarah indonesia, sebelum dan
sesudah
Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1982, hlm, 1.
Samsul,
Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2013. Hal. 63
No comments:
Post a Comment