MAKALAH RISET DAN TEORI DALAM TEKHNOLOGI PENDIDIKAN
Disusun
oleh:
1.
Nikmatul Wahidah
2.
Ratna Sanjiyanti
3.
Ahmad Fathur Rozi
4.
Nuur Muhammad
5.
Ahmad Ainurrizal
Fakultas
Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
TAHUN 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah bertema
” Riset Dan Teori Dalam Tekhnologi Pendidikan ” sebagai salah satu tugas
kelompok mata kuliah Tekhnologi Pendidikan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami
mendapatkan begitu banyak bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada siapa saja yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat
dalam segala bentuk belajar mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Namun makalah ini masih belum sempurna, oleh karena
itu saya mengharap kritik dan sarannya yang akan menjadikan makalah ini lebih
baik.
Jepara, September
2014
Penyusun
Daftar
isi
Kata pengantar......................................................................................................... 1
Daftar isi.................................................................................................................. 2
1. Pendahuluan..................................................................................................... 3
1.1. Latar
Belakang masalah.......................................................................... 3
1.2. Rumusan
Masalah................................................................................... 3
1.3. Tujuan
Penulisan..................................................................................... 3
2. Pembahasan...................................................................................................... 4
2.1.
Pengertian
Riset dan Teori...................................................................... 4
2.2.
Contoh Hasil Riset Dan Teori
Yang Punya Kontribusi Pada Teknologi Pendidikan 5
2.3.
Manfaat Riset Dalam
Perkembangan Teknologi Pendidikan.................. 9
3. Penutup............................................................................................................. 9
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 10
Daftar
pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kondisi pendidikan di Indonesia
saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO
(2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index),
yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan
penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia
Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati
urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998) dan ke-109 (1999).
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya
ketertinggalan di dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal. Dan hasil itu diperoleh setelah diperbandingkan dengan Negara lain.
Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan SDM Indonesia untuk
pembangunan bangsa.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan
di Indonesia salah satunya adalah standardisasi pengajaran, metode pengajaran,
serta teorinya.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa pengertian riset dan
teori dalam ilmu pengetahuan ?
1.2.2.
Apa contoh hasil riset dan
teori yang punya kontribusi pada teknologi pendidikan ?
1.2.3.
Apa manfaat riset dalam
perkembangan teknologi pendidikan ?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1.
Mengetahui pengertian riset
dan teori dalam ilmu pengetahuan
1.3.2.
Mengetahui contoh hasil
riset dan teori yang punya kontribusi pada teknologi pendidikan
1.3.3.
Mengetahui manfaat riset
dalam perkembangan teknologi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Riset dan Teori
Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai
suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis,
yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang
bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan
untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek
tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode
ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang
diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki
secara tuntas".
Dalam ilmu
pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran
yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori
dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga
merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun
teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya,
benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering
kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya :
apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk
generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren
dan saling berkaitan. Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan
sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terobservasi.
Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan
sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum
pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah
teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti
lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena
definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi
teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.
Dorin, Demmin, dan Gabel (1990)
menjelaskan beberapa pengertian teori yang meliputi :
Ø Suatu teori menyajikan
penjelasan umum berdasarkan pengalaman yang dilakukan dalam jangka lama
Ø Suatu teori menjelaskan dan
meramalkan sesuatu
Ø Suatu teori tidak dibangun
dalam keraguan
Ø Suatu teori dapat dimodifikasi
Ø Kebanyakan teori tidak dapat
dibuang seluruhnya bila diuji kembali, tetapi teori dapat diterima dalam waktu yang lama kemudian menjadi usang
dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga tidak diterima lagi.
2.2. Contoh Hasil Riset Dan Teori Yang
Punya Kontribusi Pada Teknologi Pendidikan
Contoh Riset
Dasar
|
Terapan
|
ü Penelitian tentang tingkat-tingkat perkembangan berfikir anak dalam
berbagai periode usia
ü Penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan
belajar
ü Penelitian tentang pengaruh berbagai metode mengajar terhadap prestasi
belajar
|
ü Penelitian tentang hambatan-hambatan dalam melaksanakan sistem SKS di
perrguruan tinggi
ü Penelitian tentang penggunaan berbagai bentuk media dalam mata kuliah
di perguruan tinggi
ü Penelitian tentang laju pertumbuhan mahasiswa selam setahun terakhir di
perguruan tinggi
|
Contoh teori
1. Proses ID
bersifat recursive, non-linier, dan kadang-kadang
semrawut (chaos). Pengembangan bersifat
recursive, yakni berpijak pada masalah nyata pembelajaran dan masalah itu terus
berkembang yang kini menjadi fokus perhatian para pembelajar, pebelajar, dan
para pengelola pembelajaran. Masalah itu bersifat konteks, artinya terjadi di
kampus atau sekolah itu saja yang penyelesainya juga kontekstual. Proses
pengembangan tidak linier, tidak berurutan, pemecahannya tidak cukup melibatkan
satu keahlian saja, dan tidak beorientasi pada pencapaian tujuan tertentu yang
terikat dalam kurikulum.
2. Proses desain dan
pengembangan terus berkembang, reflektif, dan kolaboratif. Kegiatan pengembangan dimulai dari desain yang kurang
jelas, namun terus dilakukan kegiatan pengembangan sambil terus melakukan
perbaikan. Pengembangan bersifat kolaboratif, artinya melibatkan beberapa
pihak, termasuk pengguna produk hasil pengembangan. Pengembangan seperti itu,
dengan pengembangan pembelajaran yang behavioristik. Dalam pengembangan
pembelajaran yang behavioristik kegiatan desain dimulai dari perencanaan yang
sistematik, rapi, dan jelas, termasuk tujuan pembelajarannya.
3. Tujuan pembelajaran
muncul dari desain dan pengembangan kinerja. Tujuan
pengembangan bukan pijakan dalam melakukan proses pengembangan. Selama proses
pengembangan secara kolaboratif, tujuan muncul dan terkesan “kasar” atau kurang
jelas , kemudian menjadi lebih jelas. Dalam pengembangan pembelajaran dengan
pijakan behavioristik, rumusan tujuan pembelajaran yang opeasional sangat
penting dan menjadi acuan dalam pengembangan produk pembelajaran.
4. Ahli ID umum tidak
perlu ada. Dalam pandangan
konstruktivisme, generalis ahli ID yang dapat bekerja dengan bidang keahlian
dari berbagai disiplin adalah mitos. Pengembang perlu lebih dulu memahami
“proses pengembangan” pembelajaran sebelum melakukan kegiatan pengembangan
pembelajaran. Jika pengembang melibatkan tenaga ahli, maka diutamakan mereka
yang memahami hal-hal berikut, yakni (1) menguasai isi bidang studi, (2)
memahami kontek pengembangan, (3) memiliki keterampilan dalam mendesain dan
mengembangkan pembelajaran, dan (4) memiliki kewenangan untuk mengabil
keputusan dalam bidang pembelajaran. Dalam pengembangan pembelajaran yang
berpijak pada teori behaviristik, ahli yang memiliki pengetahuan khusus, sangat
diperlukan untuk mengembangan pembelajaran.
5. Pembelajaran lebih
ditekankan pada kontek dan pemahamam individu yang lebih bermakna (meaningful).
Agar pebelajar dapat memahami isi lebih bermakna, maka disarankan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada masalah. Pebelajar difasilitasi
untuk dapat mengakses berbagai informasi (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap)
dalam rangka menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah tersebut menggunakan
berbagai sumber daya informasi, misalnya media cetak, media audio, media audio
visual, multimedia, internet, dan teknologi terpadu. Hal ini berbeda dengan
pengembangan pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, pengembangan
pembelajaran diarahkan pada penyelesaian tugas atau penguasaan pengetahuan
secara sistematik (bagian demi bagian secara terpisah). Teori Behavioristik menekankan
pada subskill yang diajarkan.
6. Menekankan pada
penilian formatif. Dalam pembelajaran
yang berpijak pada teori konstruktivistik, penilaian formatif dianggap penting.
Penilaian itu untuk mengumpulkan sejumlah informasi dalam rangka perbai/kan
kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dalam pembelajaran yang behaviristik,
yang dipandang penting adalah penilaian sumatif, karena kegiatan pembelajaran
lebih diarahkan ke penguasaan pengetahuan yang telah diajarkan.
7. Data kualitatif
mungkin lebih berharga. Penganut teori
konstruktvistik meyakini bahwa sesuatu dapat ditunjukkan atau diamati, tetapi
tidak selalu dapat diukur. Untuk itu disarankan menggunakan penilaian
authentik, portofolio, kinerja, proyek, produk, dan ethnografi. Selama proses
pembelajaran, pengembang disarankan menggunakan lembar observasi, melakukan
wawancara, fokus group, kritik ahli, dan
sebagainya. Dalam pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, lebih
banyak menggunakan data kuantitatif, misalnya menggunakan instrumen penilaian
melalui ujian pilihan ganda. Data kuantitatif digunakan untuk mengukur
kebehasilan pembelajaran dengan mengacu pada rumusan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Ketercapaian tujuan itu diukur dengan menggunakan pretes dan
postes.
2.3. Manfaat Riset Dalam Perkembangan Teknologi
Pendidikan
1.
Memecahkan masalah,
meningkatkan kemampuan untuk menginterprestasikan fenomena-fenomena dari suatu
masalah yang kompleks dan saling berhubungan
2.
Memberikan jawaban atas
pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk
menjelaskan/ menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut
3.
Mendapatkan pengetahuan ilmu
baru.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Riset atau penelitian
adalah suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan
sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi
fakta-fakta, sedangkan teori dalam ilmu
pengetahuan, berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami
atau fenomena sosial tertentu
Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan inspirasi sehingga ada yang
meneruskan karya ini karah yang lebih baik, lebih detail, dan lebih akurat dari
yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Yulaelawati, Ella, Kurikulum Dan Pembelajaran,
Bandung: Pakar Raya, 2004
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2007
W.L
Neuman, Social Research Methods: Qualitative & Quantitative Approach,
London: Sage, 2003, hal. 42
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
http://bocahbancar.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment