BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sering kita
mendengar tentang kata ‘Ulimul Qur’an. Apa yang disebut ‘UlumulQur’an itu ?.
sebelum kita membahas pengertian ‘Ulumul Qur’an kita harus mengetahui asal-usul
kata Al-Qur’an. Imam As Syafi’i berpendapat, bahwa kata Al-Qur’an bukan
merupakan kata yang mempunyai asal-usul seperti lafadh- lafadh lainnya dalam
bahasa Arab, tetapi kata yang satu ini merupakan nama ( alam asma) yang secara
spesifik dianugerahkan oleh Yang Maha Pengatur sebagai nama bagi kitab suci
yang terakhir yang diturunkan kepada nabi terakhir yang menyeru umatnya dalam
kehidupan di zaman akhir demi mencapai kebahagiaan di alam akhir sebagai tujuan
terakhir.
Oleh karena itu,
kami tertarik menulis makalah tentang ‘Ulumul Qur’an ini, untuk memahami lebih
dalam tentang ‘Ulumul Qur’an dan memberitahukannya kepada masyarakat tentang
‘Ulumul Qur’an.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa pengertian ‘Ulumul Qur’an
?
1.2.2.
Bagaimana hubungan dan
urgensi ‘Ulumul Qur’an dengan tafsir Al-Qur’an ?
1.2.3.
Bagaimana sejarah
pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulumul Qur’an ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1.
Mengetahui pengertian
‘Ulumul Qur’an
1.3.2.
Mengetahui hubungan dan
urgensi ‘Ulumul Qur’an dengan tafsir Al-Qur’an
1.3.3.
Mengetahui sejarah
pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulumul Qur’an
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1.
Masyarakat dapat memahami
tentang ‘Ulumul Qur’an
1.4.2.
Masyarakat dapat mengetahui
pentingnya ‘Ulumul Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ulumul Qur’an
2.1.1
Pengertian
a.
Menurut As Suyuthi (dalam
ItmamAd Dirayah)
Yaitu satu ilmu yang membahas keadaan-keadaan
Al-Qur’an sari segi nuzulnya, sanadnya, adab-adabnya, lafadh-lafadhnya,
makna-maknanya yang bertautan dengan lafadh, makna-maknanya yang bertautan
dengan hukum, dan sebagainya
b.
Syekh Al-Maghribi (dalam
Al-Akhlaq wa Al-Wajibat), menyatakan bahwa, ‘Ulumul Qur’an adalah satu ilmu
yang menjelaskan suatu keadaan dari keadaan-keadaan Al-Qur’an, baik mengenai
penafsiran ayat-ayat, pentakwilannya, penjelasan maksudnya, asbabunnuzulnya,
nasikhmansukhnya, persesuaian satu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya,
mengenai uslubnya, rupa-rupa qira’atnya,
cara merasamkan (menuliskan) kalimat dan sebagainya.
c.
Muhammad Ali AshShabuni
mendefinisikan ‘Ulumul Qur’an sebagai suatu pembahasan yang berkaitan dengan
Al-Qur’an yang abadi, dari segi cara turunnya, pengumpulannya, urutannya, dan
pembukuannya, mengetahui asbabunnuzulnya, amaliah dan madaniyahnya,
nasikhmansukhnya, serta muhkam dan mutasyabihatnya.
2.1.2
Ruang Lingkup Ilmu
Al-Qur’an
Ilmu Al-Qur’an dapat dibagi menjadi
tiga macam:
1.
Ilmu Al-Qur’an yang
berkaitan dengan apa-apa yang ada di dalam Al-Qur’an (ma fi Al-Qur’an)
2.
Ilmu Al-Qur’an yang
berkaitan dengan apa-apa yang ada di sekitar Al-Qur’an (ma haula Al-Qur’an)
3.
Ilmu Al-Qur’an yang
berkaitan dengan apa-apa yang digunakan untuk berkhidmat kepada Al-Qur’an (ma li
Al-Qur’an)
Ilmu Al-Qur’an dapat dipelajari dengan dua cara:
1.
Dengan riwayat, yaitu
dengan mempelajari dan menelusuri sejumlah periwayatan yang berkaitan dengan
Al-Qur’an
2.
Dengan dirayat, yaitu
dengan mempelajari dan melakukan analisis-analisis terhadap Al-Qur’an
2.1.3
Tujuan Mempelajari ‘Ulumul Qur’an
Al-Qur’an sebagai
pedoman umat manusia yang masih hidup perlu diketahui isinya untuk diperoleh
petunjuk darinya. Oleh karena kandungannya masih sangat umum dan mujmal,
maka perlu dibutuhkan sebuah ilmu. Jika mengetahui isi Al-Qur’an adalah wajib
bagi umat Islam, maka mempelajari ‘Ulumul Qur’an demikian pula halnya. Adapun
mempelajari ‘Ulumul Qur’an mempunyai banyak tujuan sebagaimana kutipan dibawah
ini.
a.
Alam silabus IAIN tahun
1997 dinyatakan, bahwa tujuan mempelajari ‘Ulumul Qur’an adalah agar mahasiswa
mampu mengetahui dan memahami ‘Ulumul Qur’an dengan bermacam-macam pokok
pembahasannya yang diperlukan sebagai salah satu alat untuk memahami Al-Qur’an
b.
Menurut T.M. Hasbi Ash Shiddiqi,
tujuannya adalah untuk memperoleh keahlian dalam mengisyinbatkan hukum syara’,
baik mengenai I’tiqad, amalan, budi pekerti, maupun lainnya.
c.
Menurut ‘Ali Ash Shabuni;
adalah untuk memahami kalam Allah berdasarkan keterangan dan penjelasan dari
Rasulullah SAW. dan riwayat yang disampaikan oleh para sahabat dan tabi’inr.a,
disekitar penafsiran mereka terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Dan untuk mengetahui
cara dan dasar penafsiran para ‘ulama pada zaman dahulu, penjelasan tentang
tokoh dan keistimewaannya di kalangan mereka, dan untuk mengetahui
syarat-syarat penafsiran.
2.1.4
Lingkup Pembahasan ‘Ulumul Qur’an
Berdasarkan
definisi-definisi diatas, maka ‘Ulumul Qur’an sangat luas pembahasannya.
Menurut Ibn Al ‘A’rabi, ‘Ulumul Qur’an meliputi 77.450 ilmu. Hal mana
didasarkan pada perhitungan, jumlah kalimah dalam Al-Qur’an dikalikan empat,
karena setiap kalimah dalam Al-Qur’an mengandung makna dhahir, batin, terbatas
dan tak terbatas.
Menurut As Suyuti,
‘Ulumul Qur’an mencakup 80 macam ilmu. Dan asing-masing ilmu mempunyai beberapa
cabang. AzZarkasyi membahas 47 ilmu Al-Qur’an. Dan Al Bulqini dengan bukunya mawaqi’
al ‘Ulum min Mawaqi’ na Nujum membahas 50 macam ilmu Al-Qur’an. Meskipun
jumlah ilmu Al-Qur’an itu sangat banyak, namun pada dasarnya kembali pada
beberapa hal saja, yakni:
Pertama : pembahasan yang berkaitan dengan
NuzululQur’an, yaitu awqat na nuzul, mawathin na nuzul, asbabunnuzuldan tarikh
na nuzul.
a.
Awqat an nuzulwamawathin an
nuzul;
Yaitu pembahasan tantang periode
penurunan Al-Qur’an dan tentang tempat penurunannya. Ayat-ayat yang turun pada
periode sebelum hijrah disebut makkiyyah, ayat yang turun setelah
periode hijrah disebut madaniyyah, ayat yang turun saat nabi berada
dirumahhadlariyyah, ayat yang turun pada saat nabi di perjalanan disebut
safariyyah, ayat yang turun di siang hari disebut nahariyyah,
ayat yang turun pada malam disebut lailiyyah, ayat yang turun pada musim
panas disebut shaifiyyah, ayat yang turun pada musim dingin disebut syitaiyyah,
dan ayat yang turun pada saat nabi pembaringan dinamakan ayat firasyiyyah.
b.
Asbab an nuzul
Yaitu pembahasan berkisar pada
sebab-sebab diturunkannya ayat.
c.
Tarikh an nuzul
Pembahasannya meliputi wahyu mana yang
pertama dan terakhir diturunkan, ayat mana yang diturunkan secara
berulang-ulang, ayat yang diturunkan bercerai-berai, ayat yang tur terkumpul,
dan ayat yang pernah diturunkan kepada seorang nabi sebelumnyan maupun yang
belum pernah diturunkan kepada siapapun.
Kedua :
pembahasan yang berakaitan dengan Sand, yakni meliputi mutawatir, ahad,
syadz, rupa-rupa qira’ah nabi, para perawi dan para huffadhdan kaifiyattahammul(teknik
penghafalan)
Ketiga :
pembahasan yang berkaitan dengan hal bacaan yang meliputi waqaf, ibtida’,
malah, Mad, takhfif hamzah dan idgham.
Keempat :
pembahasan yang berkenaan dengan hal lafadh yang meliputi ghariblafadh,
mu’rab, majaz, lafadhmusytarak, muradif, isti’arahdan tasbih.
Kelima :
pembahasan yang berhubungan dengan hal makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan
hukum, yang meliputi ‘am, khas, mujmal, mufashshal, manthuq, mafhum, muhkam,
mutasyabih, dan nasikh-mansukh.
Keenam :
pembahasan makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan lafadh, yakni fashldan washl,
i’jaz, ithnab, musawah, dan qashr
2.1.5
Klasifikasi ‘Ulumul Qur’an
Dan Macam-macamnya
Berdasarkan
sumbernya ‘Ulumul Qur’an terbagi menjadi dua, yakni :
a.
Yang berkaitan dengan riwayat
semata seperti macam-macam qira’ah,
tempat-tempat ayat Al-Qur’an, waktu turunnya dan sebab-sebab turunnya. Hal-hal
tersebut termasuk dalam kategori Ilmu riwayah.
b.
Yang berkaitan dengan dirayat
(penalaran, penelitian, hasil kajian), seperti mengetahui lafadhgharib,
makna-makna yang berkenaan dengan hukum dan lainnya. Hal-hal tersebut tercakup
dalam Ilmu dirayah.
Adapun Ilmu-ilmu Al-Quran yang terpenting menurut TM.
HasbiAshShiddiqi adalah sebagai berikut:
1.
‘Ilmu
alMakkiywaalMadaniy; pembahasannya secara khusus telah pernah dilakukan
oleh AzZarqani dalam buku Manahilal ‘irfan pada bab VII
2.
‘Ilmu MawathinanNuzul;
yang membahas mengenai tempat-tempat turun ayat
3.
‘Ilmu Tawarikh anNuzul;yaknitentang
sejarah turun Al-Quran dari awal Hing akhir. Ini dibahas dalam Tarikh
Al-Qur’ankarya Abd sah ShaburSanin
4.
Ilmu AsbabanNuzul.
Kitab yang terkenal tentang ini adalah LubabanNuqulfiAsbabanNuzulkarya
As Suyuthi
5.
Ilmu Qira’atAl-qur’an.
Kitab yang terkenal dibidang ini adalah AtTaisirkarya Ad Dani dan
karya AzZarqani, yakni Manahilal ‘irfan.
6.
Ilmu Tajwid Al-Qur’an.
Tidak sedikit buku yang membahas tentang ilmu yang satu ini.
7.
Ilmu GharibAl-Qur’an; yang
menerangkan makna kata-kata ganjil (asing) yang tidak terdapat dalam
kitab-kitab biasa, atau dalam percakapan sehari-hari. Kitab yang paling
terkenal dibidang ini adalah alMufradatkarya arRaghibalAsfihani.
8.
Ilmu I’rabAl-Qur’an;
yang menerangkan baris Al-Qur’an dan kedudukan lafadh dalam ta’bir (ungkapan).
Kitab yang membahas tentang hal ini antara lain adalah Imla’ ar Rahman
karya Abdul Baqaal ‘Ukbari.
9.
Ilmu
alWujuhwaanNadha’ir, menerangkan kata Al-Qur’an yang memiliki banyak arti.
10. Ilmu alMuhkamwaalMutasyabih.
11. Ilmu anNasikhwaalMansukh, yang menerangkan bahwa sebagian
ayat ada yang dianggap mansukh oleh sebagian ‘ulama.
12. Ilmu RasmAl-Qur’an; yaitu ilmu tentang penulisan
Al-Qur’an dan perkembangannya sehingga berwujud MushhafUtsmani.
13. Ilmu Bada’iAl-Qur’an; ilmu tentang keindahan susunan
ayat-ayat Al-Qur’an.
14. Ilmu I’jazAl-Qur’an: ilmu yang menerangkan tentang
kekuatan susunan dan isi Al-Qur’an sehingga ia disebut Mu’jizat. Kitab yang
terkenal tentang ini adalah I’jazAl-Qur’ankarya Al Baqilani.
15. Ilmu TanasubAl-Qur’an; yakni ilmu tentang persesuaian antara
ayat-ayat atau surat-surat. Kitab yang membahas ilmu ini antara lain Nadhm
da Durarkarya Al Biqa’i
16. Ilmu AqsamAl-Qur’an; yakni ilmu tentang arti dan maksud
sumpah Allah dalam Al-Qur’an. Kitab mengenai ilmu ini antara lain adalah AtTibyankarya
Ibn Qayyim.
17. Ilmu AmtsalAl-Qur’an; yaitu ilmu tentang perumpamaan
dalam Al-Qur’an. Kitab AmtsalAl-Qur’ankarya Al Mawardi adalah satu buku
yang banyak membahas ilmu ini.
18. Ilmu JidalAl-Qur’an; yakni ilmu tentang macam-macam
debatan/ sanggahan yang dihadapkan oleh Al-Qur’an pada kaum musyrikin dan
lainnya.
19. Ilmu Adab TilawahAl-Qur’an. Ilmu ini membahas tentang
tata cara membaca dan menghafal Al-Qur’an.
20. Ilmu Tafsir Al-Qur’an. Pada bab ini akan dibahas
tersindiri, Insyaallah.
Dengan memperhatikan jumlah ilmu Al-Qur’an yang banyak
itu maka ilmu yang membahasnya disebut dalam bentuk jama’, yakni ‘ulum,
dan bukan dalam bentuk Murad, yakni berupa’Ilmatau lengkapnya berupa
istilah ‘Ulumul Qur’an, bukan disebut dengan istilah ‘Ilmu lQur’an. Begitu
pula dipahami, bahwa ‘UlumulQur’an tidak sama dengan Ilmu tafsir karena ‘Ulumul
Qur’an berobyek pada Al-Qur’an dari segi-segi yang bermacam-macam, sedangkan
‘ilmu tafsir hanya berobyek Al-Qur’an dari segi pemahaman maknanya saja. Dengan
kata lain, ‘ilmu tafsir telah masuk ke dalam atau merupaka sup ‘UlumulQur’an
2.2. Hubungan Dan Urgensi ‘Ulumul Qur’an Dengan Tafsir Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah
sumber pokok dari ajaran-ajaran Islam yang masih bersifat global. Bagi orang
yang hidup masa belakangan ini tentu mengalami kesulitan dalam memahaminya.
Agar setiap kita mampu memahami isi Al-Qur’an, maka kita harus mempunyai alat
untuk membongkarnya. Dan alat yang paling tepat untuk keperluan tersebut adalah
‘Ulumul Qur’an. Ilmu ini sebagian telah diungkap di depan, membahas berbagai
ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, termasuk didalamnya adalah ilmu tafsir
Al-Qur;an. Seperti yang telah kita ketahui di depan, ‘Ulumul Qur’an memiliki
cakupan yang sangat luas. Oleh karena itu, ilmu-ilmu itu sangat bermanfaat bagi
kita yang hendak mengetahui Al-Qur’an lebih detail.
Dengan mempunyai
ilmu-ilmu itu berarti kita mempunyai pengetahuan tentang Al-Qur’an, sehingga
memungkinkan kita mampu memahami Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya dan sanggup
menafsirkan dengan sedalam-dalamnya. Ilmu ini juga dapat dijadikan penangkal
yang sakti untuk membantah serangan-serangan atau celaan-celaan terhadap
Al-Qur’an yang sering dilancarkan oleh kaum Orientalis dan Atheist dengan
tujuan menyudutkan dan menodai kitab suci Al-Qur’an dan menimbulkan
keragu-raguan aqidah bagi umat Islam terhadap kesucian dan kebenaran Al-Qur’an,
Way of Life bagi umat Islam. Ilmu tafsir juga sangat penting untuk
dipelajari oleh umat Islam karena ia merupakan alat pembantu dalam memahami
Al-Qur’an dan menafsirkannya.
‘Ulumul Qur’an
mempunyai hubungan yang erat dengan tafsir Al-Qur’an. Orang yang hendak
memahami Al-Qur’an secara sempurna, termasuk menterjemahkannya, maka perlu
baginya mempelajari ‘Ulumul Qur’an. Tafsir Al-Qur’an berarti penjabaran atau
pemahaman Al-Qur’an. Pengertian selengkapnya ada pada bab lain. Untuk melakukan
tafsir terhadap Al-Qur’an dengan baik, kita butuh ilmu tafsir. Sedangkan ilmu
tafsir tersebut merupakan salah satu bahasan dalam ‘Ulumul Qur’an. Maka
seseorang akan dapat menafsirkan Al-Qur’an dengan baik bila memahami ’Ulumul Qur’an.
Demikian pula sebaliknya.
Telah
diketahui, ‘UumulQur’an disebut pala sebagai ‘Ilmu Ushulat Tafsir, yakni
ilmu yang membahas dasar-dasar dan pokok penjelasan Al-Qur’an secara umum.
2.3. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulumul Qur’an
A.
Pada abad I dan II H.
Pada masa nabi
SAW, masa pemerintahan Abu Bakar ra. Dan masa khalifah Umar ra. ‘UlumulQur’an
belum dibukukan, karena umat Islam pada waktu itu terdiri dari kalangan sahabat
yang belum memerlukannya. Pada umumnya para sahabat Nabi SAW. baik dari suku
Quraisy maupun suku lainyya mempunyai kemampuan memahami Al-Qur’an dengan baik,
karena mereka adalah murid-murod langsung Rasulullah, kecuali itu bahasa
Al-Qur’an adalah milik mereka sendiri serta mereka mengetahui sebab0sebab
turunnya Al-Qur’an. ‘Ulumul Qur’an di masa Rasulullaah dan dua khalifah
sesudahnya dipelihara dalam bentuk periwayatan, dan berlangsung secara musyafahah.
Pada masa
pemerintah Utsman Diana bangsa Arab telah mulai berkontak dengan bangsa nun
Arab perselisihan dikalangan umat Islam mulai terlihat, terutama mengenai Qira’ahAl-Qur’an.
Maka khalifah Utsmanmegambil tindakan penyeragaman tulisan Al-Qur’an demi
menjaga keseragaman Al-Qur’an dan persatuan umat Islam. Khalifah pun
memerintahkan para sahabat dan umat Islam supaya berpegang pada
MushhafAl-Qur’an yang diseragamkan itu, dan Mushhaf tersebut digandakan dan
disebarluaskan ke beberapa kota besar. Hanya satu Mushhaf yang disimpan oleh
khalifah sebagai Mushhaf Al Imam. Tindakan Utsman ini merupakan peletakan batu
pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an,
atau lebih tepatnya dengan sebutan ‘Ilmu RasmAl-Qur’an atau Ilm Ar Rasm
Al Utsmani
Pada masa
pemerintahan Ali ra. Umat Islam yang datang dari bangsa-bangsa non Arab semakin
banyak. Tentu mereka kurang mengusai bahasa Arab. Maka sering terjadi kesalahan
dalam membaca Al-Qur’an di kalangan
mereka, karena mereka tidak mengerti soal I’rab, sedangkan Al-Qur’an pada waktu
itu belum mempunyai tanda-tanda baca seperti syakal, titik dan sebagainya yang
membantu memudahkan membaca AL-Qur’an bagi bangsa ‘Ajam. Karena itulah maka Ali
ra. Memerintahkan Abu alAswadadDu’ali (Basharah, 45-69 H.) untuk menyusun
kedah-kaedah bahasa Arab guna menjaga keselamatan bahasa Arab menjadi bahasa
Al-Qur’an. Tindakan Ali ra. Tersebut merupakan perintisan bagi kelahiran ‘ilmu
an Nahwi dan ‘ilmu I’rab Al-Qur’an.
Sejarah telah
mencatat, bahwa pada abad I dan II H. KecualiUtsman dan Ali ra. Terdapat pula
banyak ‘ulama yang diakui sebagai perintis kelahiran ilmu yang kemudian hari
dinamakan ‘Ilmu AsbabanNuzul, ‘Ilmu Gharib Al-Qur’an, Ilmu Tafsir Al-Qur’an dan
sebagainya.
Adapun para tokoh
perintis kelahiran ‘Ulumul Qur’an dimaksud adalah :
a.
Dari kalangan sahabat:
Empat Khalifah, Ibu Abas, Ibnu Mas’ud, Zaid Ibn Tsabit, Ubay Ibn Ka’ab, Abu
Musa alAsy’ari dan Abdullah Ibn Zubair.
b.
Dari kalangan Tabi’in
:Mujahid, Atha’ Ibn Rabah, IkrimahMaula Ibn Abbas, Qatadah, Al Hasan alBashri,
Sa’id Ibn Zubair dan Zaid Ibn Aslam
c.
Dari kalangan Tabi’ AtTabi’in
: Malik bin Anas yang menimba banyak ilmu dari Zaid Ibn Aslam.
Penyusunan (Tadwin) ‘Ulumul Qur’an yang dimulai
sejak permulaan abad II H. Itu diprioritaskan pada penyusunan tafsir sebab
tafsir merupakan induk ilmu-ilmu Al-Qur’an (‘UlumulQur’an).
Diantara para ulama yang menyusun tafsir pada abad II
H adalah:
a.
Syu’bah Ibn al-Hajjaj
b.
Suryana Ibn ‘Uyainah
c.
Waki’ Ibn alJarrah
B. Pada abad III dan IV H.
Pada abad III H. Selain kitab-kitab
tafsir dan ilmu tafsir para ulama juga telah memulai menyusun beberapa Ilmu
Al-Qur’an antara lain:
a.
Ali Ibn al Madani (Wft :
234 H.) yang menyusun kitab Ilmu Ashbab an Nuzul
b.
Abu ‘UbaidalQasim Ibn Salam
(Wft : 224 H.) menyusun kitab bidang ‘IlmanNasikhwaalMansukh dengan nama ‘Ilmu
Fadla’il al-Qur’an.
c.
Muhammad bin Ayyub Dag Dhimis
(Wft : 294 H.) menyusun kitab tentang ‘Ilmu alMakki wal Madani.
d.
Muhammad bin Khalaf Ibn
alMarzuban (Wft : 309 H.) menyusun kitab al Hawifi ‘Ulumul Qur’an
Pada abad IV mulai disusun Ilmu Gharib Al-Qur’an dan beberapa kitab
‘Ulumul Qur’an yang telah mempergunakan istilah ‘Ulumul Qur’an. Adapun ulama
yang menyusun Ilmu Gharib Al-Qur’an dan kitab-kitab ‘Ulumul Qur;an lainnya
antara lain adalah :
a.
Abu Bakar as Sijistani (Wft
: 330 H.) menyusun ‘ilmu Gharib Al-Qur’an
b.
Abu Bakar Muhammad al Qasiman
Anbari (Wft : 328 H.) menyusun kitab ‘Aja’ib ‘Ulumul Qur’an
c.
Abu Hasan alAsy’ari ( Wft
:324 H.) menyusun kitab al Mukhtazanfi ‘Ulumul Qur’an
d.
Abu Muhammad al Qashshab
Ibn Ali al Kurakhi (Wft: 360 H.) menyusun buku Niqath Al-Qur’an.
e.
Muhammad Ibn Ali alAdwafi
(Wft: 388 H.) menyusun kitab al Istighnafi ‘Ulumul Qur’an (yang terdiri
atas 20 jilid)
C.
Pada abad V dan VI H.
Pada abad V H. Telah dimulai
penyusunan Ilmu I’rab Al-Qur’an dalam suatu kitab. Kitab tentang ‘Ulumul
Qur’an juga telah ditulis oleh para ‘ulama pada abad ini. Diantara ‘ulama yang
sangat berjasa ala penyusunan dan pengembangan ‘Ulumul Qur’an pada abad V H.
Adalah:
a.
Ali Ibrahim Ibn Said alHufi
(Wft : 430 H.). bukunya adalah ‘Ilm I’rab Al-Qur’an dan al Burhan fi
‘ulumil qur’an (yang terdiri atas 30 jilid).’Ulumul Qur’an yang ditulisnya
belum tersusun sistematis, karena hanya memuat hal-hal yang sesuai dengan ayat
yang ditafsirkan saja. Namun demikian adanya kitab tersebut merupakan wujud
usaha dan karya ilmiah besar dari seorang ‘ulama yang telah memulai penulisan
kitab tentang ‘Ulumul Qur’an secara lengkap. Dan ini hendaknya diakui.
b.
Abu Amerad Dani (Wft : 444
H.). kitabnya adalah at Tafsir fi al Qira’ah as Sab’i dan al Muhkam fi
an Nuqath.
Pada abad VI H. Disamping para ‘ulama melanjutkan pengembangan ‘Ulumul Qur’an
juga ada yang telah memulai menyusun Ilmu Mubhamat Al-Qur’an. Diantara
mereka adalah :
a.
Abu alQasimAbdar Rahman as
Suhalli (Wft : 581 H.) yang menyusun buku MubhamatAl-Qur’an
b.
Ibn al Jauzi (Wft: 597 H.)
yang menyusun buku Funu’i al Afnan fi Aja’ib Al-Qur’an dan al Mujtaba
fi ’Ulum Tata’ilaqu ebi al Qur’an.
D.
Pada abad VII dan VIII H.
Pada abad VII H. ‘Ulumul Qur’an terus
berkembang dengan ditandai mulai tersusunnya ‘Ulum Majaz Al-Qur’an dan Ilmu
Qira’ah Al-Qur’an. Diantara ulama yang besar andilnya dalam pengembangan
‘UlumulQur’an pada abad VII H. Ini adalah :
a.
‘AllamadDin as Sakhawi
(Wft: 643 H.). yang menyusun ilmu qira’ah dalam kitab Jamal alQurrawa Kamal
al Iqra
b.
Abu Syamah (Wft : 655 H.)
yang menyusun al Mursyid alWajizfimaYata’allaqubiAl-Qur’an.
c.
Ibnu Abd as Salam al ‘Izz
(Wft : 660 H.) yang telah memlopori penulisan Ilmu MajazAl-Qur’an dalam sebuah
kitab.
Dan pada abad VIII H. Telah muncul pula beberapa ‘Ulama yang menyusun
ilmu-ilmu baru tentang Al-Qur’an. Disamping itu penulisan kitab-kitab tentang
‘UlumulQur’an tetap berjalan. Diantara ‘Ulama yang terkenal di bidang yang satu
ini adalah :
a.
Ibnu AbialIshba’ yang
menyusun buku ‘Ilmu badai’ Al-Qur’an
b.
Ibn alQayyim yang
menyusun buku ‘Ilmu AqsamAl-Qur’an
c.
Jam adDinathThusi yang
menyusun buku ‘Ilmu HujajAl-Qur’an
d.
Abul Hasan alMawardi
menyusun buku ‘Ilmu AmtsalAl-Qur’an
e.
Bar adDinazZarkasyi yang
menyusun buku al Burhan fi ‘UlumulQur’an (terdiri atas 4 jilid).
E.
Pada abad IX dan X H.
Pada abad IX H. Dan permulaan abad X
H. Semakin banyak karya-karya tentang ‘UlumulQur’an. Pada abad inilah
perkembangan ‘UlumulQur’an mencapai puncak kesempurnaannya. Diantara ulama yang
menyusun kitab ‘UlumulQur’an pada abad ini adalah :
a.
JalaladDinalBulqini yang menusun
buku Mawaqi’ al ‘Ulum min Mawaqi’ an Nujum. Menurut as Suyuthi, bahwa
alBulqini adalah pelopor penyusun ‘UlumulQur’an yang lengkap, karena bukunya
meliputi 50 macam ilmu Al-Qur’an.
b.
Muhammad Ibn Sulaiman
alKafiyaji yang menyusun at Tafsir fiQawaidat Tafsir
c.
JalaladDin as Suyuthi yang
menyusun buku atTahbirfi ‘Ulumat Tafsir. Kitab ini selesai pada tahun
872 dan merupakan buku’UlumulQur’an yang paling lengkap karena ia memuat 102
macam ilmu Al-Qur’an. Kemudian beliau menyusun buku alItqanfi ‘UlumAl-Qur’an
yang lebih padat dan sistematis, berisi 80 macam ilmu.
Setelah as Suyuthi wafat, perkembangan ‘UlumulQur’an seolah-olah telah
mencapai puncaknya dan berhenti bersama dengan berhentinya kegiatan ulama dalam
mengembangkan ‘UlumulQur’an. Kondisi seperti itu mungkin diakibatkan oleh telah
meluasnya virus suap taklid buta yang dalam sejarah ilmu-ilmu agama (falsafah,
fiqh, ilmu kalam, dsb ). Sikap ini mulai muncul setelah masa as Suyuthi ini.
Keadaan semacam itu berlangsung sejak beliau wafat hungga akhir abad XIII H.
F.
Pada abad XIV H.
Ketika sejarah memasuki abad XIV H.
Perhatian para ‘ulama Al-Qur’an dalam menyusun kitab-kitab tentang ilmu
Al-Qur’an dari berbagai segi bangkit kembali setelah tertidur beberapa waktu
lamanya. Diantara ulama uang bergerak dalam bidang ‘UlumulQur’an pada abad ini
adalah:
a.
Jamal adDinalQasimi yang
menyusun MahasinatTa’wil
b.
Tahir alJazairi yang
menyusun buku atTibyan
c.
Muhammad Abdil
‘AdhimazZarqani menyusun buku Manahilal Irfan
d.
Muhammad Ali Salamah yang
menyusun buku ManhajalFurqan
e.
Thanthawial Jauhari yang menyusun bukualJawahirfi Tafsir
Al-Qur’an
f.
Muhammad ShadiqarRifa’i
yang menyusun buku I’jazAl-Qur’an
g.
Mustafa alMaraghi yang
menyusun buku tafsir alMaraghi
h.
Said Quthub yang menyusun
buku fiDilalAl-Qur’an
i.
Muhammad Rasyid Ridla yang
menyusun buku tafsir Al-Qur’an
j.
Dr. Muhammad Abdullah
Darras dengan bukunya anNaba’ al ‘Adhimdan DhaahrahJadidahfialQur’an
k.
Malik Ibn Nabi dengan
bukunya adhdhahirahalQur’aniyyah
l.
Muhammad alGhazali dengan
bukunya NadhrahfialQur’an
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
‘UlumulQur’’an
berbeda dengan ilmu Tafsir karena ‘UlumulQur’an berobyek pada Al-Qur’an dari
segi yang bermacam-macam sedangkan ilmu Tafsir hanya berobyek dari segi
pemahaman maknanya saja. Di era globalisasi ini tentu kita mengalami kesulitan
dalam memahami Al-Qur’an,, agar kita bisa memahaminya maka kita harus mempunyai
alat untuk membongkarnya. Dan alat yang paling tepat untuk keperluan tersebut
adalah ‘UlumulQur’an.
‘UlumulQur’an
disebut juga sebagai Ilmu Ushulat Tafsir yakni ilmu yang membahas dasar dan
pokok penjelasan Al-Qur’an secara umum. Sejarah telah mencatat bahwa pada abad
I dan II H. Kecuali Utsman dan Ali ra. Terdapat pula banyak ‘ulama yang diakui
sebagai perintis kelahiran ilmu yang kemudian hari dinamakan ilmu AsbabanNuzul,
Ilmu GharibAl-Qur’an, Ilmu Tafsir Al-Qur’an dan sebagainya.
3.2.
Saran
Sebagai umat Islam kita harus memperdalam lagi
pengetahuan tentang Al-Qur’an karena pada zaman modern ini banyak sekali
masyarakat yang elu mengetahui tentang Al-Qur’an.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat memberikan inspirasi sehingga ada yang meneruskan karya ini karah yang
lebih baik, lebih detail, dan lebih akurat dari yang telah ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Syakur, M, UlumAl-Qur’an, Semarang: PKPI – FAI
Universitas Wahid Hasyim, 2001
AshShiddiqqi, Hasbi, Sejarah dan pengantar ilmu
Al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1954
AshShiddiqqi, Hasbi, alitqanfi ‘ulumalqur’an, Jakarta:
Bulan Bintang, 1954
, MuqoddimahalQur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama
RI, 1992
No comments:
Post a Comment