MAKALAH SEJARAH AWAL MULA PERADABAN ISLAM
Disusun
oleh:
Ahmad
Ainurrizal (141310003100)
Fakultas
Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
TAHUN
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah bertema
” Sejarah Kebudayaan Islam” sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami
mendapatkan begitu banyak bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada siapa saja yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk belajar
mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Namun makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu saya mengharap kritik dan
sarannya yang akan menjadikan makalah ini lebih baik.
Jepara,
Maret 2015
Penyusun
Daftar
isi
Kata pengantar......................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Pengertian
Sejarah Kebudayaan Islam........................................................ 2
B. Unsur-Unsur
Sejarah Kebudayaan Islam..................................................... 7
C. Manfaat Mempelajari
Sejarah Kebudayaan Islam..................................... 11
D. Sumber Sejarah.......................................................................................... 13
E. Awal Lahirnya Sejarah
Kebudayaan Islam............................................... 13
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A. Kesimpulan................................................................................................ 16
B. Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang
Dalam pembahasan berikut ini, terdapat tiga
konsep utama yang perlu dijelaskan terlebih dahulu, yaitu “sejarah”,
“peradaban”, dan “islam”. Ketiga konsep tersebut pada gilirannya perlu dipahami
sebagai suatu kesatuan konsep “sejarah dan peradaban Islam”. Kata sambung “dan”
sebetulnya memberikan makna yang memisahkan kata antara “sejarah Islam” dan
“peradaban Islam”. Akan tetapi peradaban yang dimaksud merupakan pembahasan
yang tercakup dalam perspektif sejarah umat Islam, sedangkan dalam pengertian
lain, kata “dan” diatas dapat berarti suatu penekanan terhadap pemisahan dua
disiplin pengetahuan. Setidaknya secara metodologis dapat dibedakan antara
“sejarah peradaban Islam” secara diakronik dan “peradaban Islam” itu sendiri
dalam realitas sinkronik.
Cakupan pembahasan tentang “sejarah dan
peradaban Islam” disini bukan sebagai pengertian atas konsep-konsep serta
keterkaitan antar konsep dalam sebuah disiplin tersebut, melainkan akan dibahas
juga tentang kedudukan disiplin ini dalam ilmu pengetahuan; objek-objek
kajiannya sumber-sumber bagi pengembangan ilmu tersebut dan periodesasi sejarah
peradaban Islam[1]
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian
sejarah, peradaban, Islam ?
2. Apa
unsur-unsurnya ?
3. Apa manfaat
mempelajari sejarah peradaban Islam ?
4. Apa
sumber-sumber sejarah dan kebudayaan ?
5. Bagaimana
awal lahirnya peradaban Islam ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian dan unsur-unsur sejarah kebudayaan Islam
2. Mengetahui
manfaat mempelajari sejarah kebudayaan Islam
3. Mengetahui
sumber-sumber sejarah dan kebudayaan
4. Mengetahui
awal mula lahirnya sejarah kebudayaan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian
Sejarah
Pengertian sejarah secara etimologi dapat
ditelusuri dari asal kata sejarah yang sering dikatakan berasal dari kata Arab syajarah,
artinya “pohon”. Dalam bahasa asing lainnya, peristilahan sejarah disebut histore
(perancis), Geschicte (Jerman), Histoire atau Geschiedenis
(Belanda), dan History (Inggris). Kata history sendiri yang lebih
populer untuk menyebut sejarah dalam ilmu pengetahuan sebetulnya berasal dari
bahasa Yunani (Istorial) yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala
alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu pengetahuan
serupa yang tidak kronologis diistilahkan dengan scientia atau science.
Oleh karena itu sejarah dalam perspektif ilmu pengetahuan menjadi terbatas
hanya mengenai aktivitas manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian
tertentu (unik) yang tersusun secara kronologis.[2]
Menurur
definisi yang umum, kata history berarti “masa lampau umat manusia”.dalam
bahasa jerman disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti
terjadi. Sedangkan dalam bahasa arab disebut tarikh, berasal dari akar kata
ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala
kata tarikhus sya’i menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu
peristiwa.[3]
Dalam
pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada
masa lampau (events in the past). Dalam pengertian yang lebik seksama sejarah
adalah kisah peristiwa masa lampau umat manusia.
Sejarawan
muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang masyarakat
umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat, seperti
keliaran, keramah tamahan, dan solidaritas
golongan tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan
golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara,
dengan tingkat bermacam-macam; tentang bermacam-macam dan kedudukan orang, baik
untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bemacam-macam cabang ilmu
pengetahuan dan pertukangan. Pada umumnya, tentang segala perubahan yang
terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.
Namun
demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu
pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan
manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan ditempat
tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di
tempat tertentu, atau pada zaman tertentu, seperti sejarah eropa, sejarah
yunani, sejarah islam, sejarah islam abad pertengahan, sejarah islam di
spanyol, dan lainnya.
Sejarah
mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke
masa. Setiap sejarah mempunyai arti dsn bernilsi, sehingga manusia dapat
membuat sejarah sendiri dan sejarahpun membentuk manusia, menggunakan sejarah
sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana
budaya sejarah tersebut.
Sejarah
itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti
dan memberi arti dimana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling
dirinya sendiri. Sejarah ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru
yang memberikan penuntun. Al-quran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan
( uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam
setiap tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran,
yang lembut dan keras bagi umat manusia yang membacanya; menjadi sesuatu yang
mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karena itu, sejarah
tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau
tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah. Sejarah islam sangat erat dengan islam
sebagai aama penuntun, maupun petunjuk bagi umat islam sehingga islam dalam
sejarah memberikan arti lebih penting
bahkan menentukan kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia
mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik kehidupna dunia maupun
akhirat. Oleh karena itu, sejarah Islam yang sebenarnya berpangkal dan
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
Makna sejarah juga bisa mengacu kepada, paling
sedikit, dua konsep terpisah: sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa
masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia; dan sejarah sebagai suatu cara
yang dengannya fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan dianalisis.
Konsep sejarah dengan pengertiannya yang pertama memberikan pemahaman atas
konsep kedua, bahwa sejarah menunjukkan maknanya yang subjektif, sebab masa
lampau itu telah menjadi sebuah kisah atau cerita, hal mana didalam proses
pengkisahan itu terdapat kesan yang dirasakan oleh sejarawan berdasarkan
pegalaman dan lingkungan pergaulannya yang menyatu dengan gagasan tentang
peristiwa sejarah.[4]
2. Pengertian
Peradaban Dan Kebudayaan
Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali diberi arti yang sama
dengan kebudayaan. Akan tetapi dalam bahasa Inggris terdapat perbedaan
pengertian antara kedua istilah tersebut, yakni istilah civilization
untuk peradaban dan culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam bahasa
Arab, dibedakan antara kata tsaqafah (kebudayaan), kata hadlarah
(kemajuan), dan kata tamaddun (peradaban); bahkan dalam bahasa melayu
istilah tamaddun dimaksudkan untuk menyebut keduanya. Antara dua istilah
tersebut memang berbeda dalam pemaknaan dan penerjemahannya. Istilah culture
dalam bahasa Jerman, diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan civitization,
karena kata cultur dalanm bahasa Jerman itu bersifat lebih inklusif
daripada culture dalam bahasa Inggris
Pengertian peradaban dibedakan secara cukup
jelas oleh A.A.A. Fyzee dalam bukunya Kebudayaan Islam (asal-usul dan
perkembangannya). Menurutnya, peradaban (civilization) dapat diartikan
dalam hubungannya dengan kwarganegaraan karena kata itu diambil dari kata civies
(Latin) atau civil (Inggris) yang berarti menjadi seorang warganegara
yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban dapat diartikan menjadi dua cara: (1)
proses menjadi berkeadaban, dan (2) suatu masyarakat manusia yang sudah
berkembang atau maju. Berdasarkan pengertian terakhir, suatu peradaban
ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, misalnya memiliki kota-kota besar,
masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan,
pembangunan, pengangkutan dan sebagainya), memiliki tertib politik dan
kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat
sosiologis di satu sisi dan bersifat antropologis di sisi lain. Istilah
kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan
tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa dan raga
manusia. Untuk sampai ke tingkat berkebudayaan didukung oleh proses melatih dan
mengembangkan cpta, karsa, rasa manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa culture
adalah civizilation dalam arti perkembangan jiwa. Para sarjana
sosiologi mengartikan istilah culture lebih luas lagi. Tylor misalnya,
mendefinisikan culture sebagai berikut: “ culture…..is that complex
whole which includes knowledge, beliefe, art, moral, law, custom, and any
capabilities and habits acquired by man as a member of society”. Definisi
ini memberikan pemahaman bahwa kebudayaan dapat dilihat sebagai sebuah sistem
yang terdiri atas ide-ide atau gagasan, atau kelakuan sosial dan benda-benda
kebudayaan. Begitu luasnya unsur-unsur kebudayaan itu dapat ditemukan di semua
perkembangan peradaban dunia. Demikian unsur-unsur kebudayaan itu juga mencakup
seluruh kebudayaan makhluk manusia dan menunjukkan ruang lingkup dari
kebudayaan serta isi dari konsepnya. Akan tetapi bila dihubungkan secara
fungsuonal antara kebudayaan dan usaha-usaha manusia dalam kehidupan
kemasyarakatan, maka kebudayaan dapat dilihat sebagai pengetahuan manusia yang
digunakan untuk memahami lingkungan yang dihadapi sebagai pedoman untuk
bertindak sesua dengan lingkungannya itu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
kebudayaan adalah blueprint dalam kehidupan manusia.
Bila pemahaman kita disini akan ditekankan
kepada makna peradaban, maka pendapat Voltaire (1694-1778) menarik untk
diperhatikan. Menurut tokoh ini, sebuah bentuk kehidupan disebut beradab dengan
ukuran civilise politesseraffinement, humanite. Peradaban adalah gabungan
dari semangat dan sikap serta cara-cara yang menuntun kehidupan sosial dan
perilaku masyarakat. Senada dengan pandangan Voltaire itu, Burchardt dalam
karyanya The civilization of renaissance in Italy, menjelaskan peradaban
Italia dengan menunjukkan ciri0ciri berfikir dan pola motivasi orang-orang
Italia itu pada abad ke 14, 15, dan 16. Kajian peradaban lebih dipusatkan pada
studi tentang “jiwa” dan “budaya” Renaissance, bukan tentang evolusi ekonomi,
politik, institusi keagamaan, perkembangan intelektual, dan kegiatan-kegiatan
artistik.[5]
3. Makna
Islam
Islam dalam hal ini adalah sebuah nama untuk
suatu agama. Nama tersebut berbeda dengan penyebutan agama-agama lain seperti
Kristen, Hindu dan agama yang lain yang dialamatkan kepada pembawa ajaran
agama. Penamaan Islam adalah langsung dijelaskan sendiri oleh sumber ajarannya,
Al-Qur’an. Salah satu ayat yang menyatakan nama agama ini “Islam”, berbunyi
“sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam” (Q.S. 3:19).
Para pemeluk agama tersebut dinamakan Muslim, artinya “orang yang
membikin perdamaian dengan Tuhan dan dengan sesama manusia”, karena kata Islam
itu sendiri secara esensial adalah “masuk dalam perdamaian”. Inilah makna Islam
dilihat dari sudut bahasa, sekaligus mencerminkan maknanya pada hakikat agama
itu.
Bedasarkan ajaran agama Islam, tujuan hidup
manusia bukan hanya mencari keselamatan material (dunia) saja, tetapi
juga keselamatan hidup spiritual (akhirat). Sebagaimana pengertian lain
mengenai kata “Islam”, yang bermakna penyerahan diri atau ketaatan sepenuhnya
kepada kehendak Allah untuk mencapai kepribadian yang bersih; maka seorang
muslim selalu menjalin hubungan dengan-Nya dalam kepatuhan, disamping
hubungannya secara harmonis dengan sesama manusia. Dasar ajaran inisangatlah jelas
akan menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Islam merupakan bingkai bagi
segala aspek kehidupan itu, manakala ia dijadikan landasan yang tercermin
didalam segala gerak peradaban manusia atau para pemeluk agama itu pada
khususnya.
Oleh karena itu apabila makna Islam dipahami
dalam kaitannya dengan peradaban manusia, maka ia sebagai agama monoteisme
dapat menjadi dasar moral dalam pertumbuhan serta perkembangan kebudayaan suatu
bangsa. Bahkan atas dorongan dan kekuatan agama ini akan tercipta suatu peradaban
manusia dalam segala aspeknya. Dalam hal ini peradaban Islam sesungguhnya
adalah suatu peradaban yang mempunyai kerangka pedoman berdasarkan wahyu yang
diturunkan kepada nabi Muhammad. Kedua sumber intisari ajaran Islam, Al-Qur’an
dan Hadits, ini sseiring dengan perkembangan zaman dan perluasan wilayah
penyebaran Islam telah melahirkan sistem gagasan yang tumbuh melalui
jalur-jalur pemikiran keislaman. Secara tradisional, jalur pemikiran yang
mendorong gerak peradaban umat Islam, ialah dibidang fiqh, tauhid, dan tasawuf[6]
Dalam buku lain dikatakan bahwa sejarah dan kebudayaan Islam adalah
satu bagian dari ilmu pengetahuan agama Islam. Oleh karena itu sungguh tidak
dapat dianggap, bahwa sejarah dan kebudayaan Islam itu sebagai suatu ilmu yang
tersendiri atau terpisah dari ilmu pengetahuan agama Islam. Ini adalah suatu
kenyataan yang selama ini dilupakan orang, disengaja maupun tidak[7]
B. Unsur-Unsur
Sejarah, Kebudayaan, Islam
1. Unsur-unsur
sejarah
Karena sejarah tidak
semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan
kejadian itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks
sosial budayanya, pendeknya secara mendalam akan diadakan analisis mengenai
faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual tentang unsur-unsur y ang
merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji. Dalam bidang
kajian keilmuan, sejarah termasuk disiplin ilmu, baik arts maupun humaniora.
Sedangkan kajiannya yang bersifat sinkronik menjadikan ilmu sejarah juga termasuk
ke dalam “ilmu sosial”. Oleh karena itu, sejarah tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) yang dapat melatih daya untuk
berpikir, memberikan kesadaran kepada kita akan nilai-nilai yang telah manusia
lahirkan dan temukan melalui pikiran, perasaan, atau perbuatannya. Sejarah
memberikan pengalaman yang luas mengenai kehidupan manusia pada tempat yang
berbeda-beda dan waktu yang berbedabeda pula. Pada pihak lain sejarah juga
termasuk salah satu ilmu sosial karena ia berbicara tentang masyarakat manusia
dalam perspektif waktu, berbicara tentang masalah-masalah yang telah dihadapi
oleh masyarakat dalam interaksi mereka satu sama lain, dan bagaimana mereka
telah berhasil atau gagal dalam menghadapi dan mengatasinya.
Di dalam sejarah ada
tiga unsur penting, seperti terlihat di bawah ini:
1)
Ruang
Tempat terjadinya
peristiwa, jadi terkait dengan aspek geografis. Unsur ruang ini akan menjadikan
pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi riil.
2)
Waktu
Unsur yang sangat
penting dari konsep sejarah. Sejarah adalah studi tentang aktivitas manusia
dilihat dari kurun waktunya. Karena itu waktu menjadi unsur dan konsep dalam
sejarah. Dari unsur waktu inilah, maka di dalam sejarah, sifat kronologis
menjadi sangat penting. Dari unsur waktu dan sifat kronologis, di dalam kajian
sejarah dikenal adanya konsep periodisasi.
3)
Manusia
Manusia di dalam
peristiwa sejarah menjadi sentral, ibarat drama sebagai pemegang peran. Karena
itu manusia sangat menentukan di dalam suatu peristiwa. Sejarah adalah sejarahnya
manusia, bukan alam atau binatang. Peristiwa yang dikaji pun adalah peristiwa
yang terkait dengan manusia. Peristiwa itu bisa cepat atau bisa berlangsung
lama, bisa kompleks, tetapi bisa sederhana, tergantung akal manusia dengan
lingkungan yang ada.[8]
2.
Unsur-unsur kebudayaan
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Kebudayaan
1.
Sistem Religi (sistem
kepercayaan).
Merupakan
produk manusia sebagai homo
religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan
pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas
kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar.
Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi
agama.
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan
produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah,
namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana
manusia bekerja sama untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
3.
Sistem pengetahuan.
Merupakan
produk manusia sebagai homo sapiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri,
disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telah diketahui
kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui
bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas.
Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka
penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
4.
Sistem mata pencaharian
hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan
produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat,
5.
Sistem Teknologi dan
Peralatan.
Merupakan
produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya
yang eerdas dan dibantu dengan
tangannya yang dapat memegang
sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan
mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu meneukupi
kebutuhannya daripada binatang
6.
Bahasa.
Merupakan
produk dari manusia sebagai homo longuens.
Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam
bentuk tanda (kode) yang kemudian disempumakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhimya menjadi
bentuk bahasa tulisan.
7.
Kesenian.
Merupakan
hasil dari manusia sebagai homo
aestetieus. Setelah manusia dapat mencukupi
kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya
untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata
memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang
semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian,
Cultural-universal
tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam
unsur-unsur yang lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan
kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural
universal pencaharian hidup dan ekonomi, antara
lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural
activity dapat dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang
lebih kecil lagi yang disebut
trait-complex.Misalnya kegiatan pertanian
menetap meliputi unsur-unsur irigasi,
sistem pengolahan tanah dengan baiak, sistem hak milik atas
tanah, dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah
dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil lagi,misalnya hewan-hewan yang menarik bajak,teknik mengendalikan
bajak, dan seterusnya. Akhimya sebagai unsur kebudayaanterkecil yang
membentuktrait. adalahitems contoh, alat bajak terdiri dari gabungan alat-alat
atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan tetapi
pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan. Masalah lain yang juga penting
tentang kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan. bahwa kebudayaan
dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah
(material) dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja.[9]
3.
Unsur-unsur Islam
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Islam terdiri
dari tiga unsur pokok. Unsur pokok islam yang pertama adalah Akidah. Akidah
adalah keyakinan yang dirumuskan dalam syahadat. Tidak ada tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah.. Syahadat ini juga diperkuat oleh enam rukun
iman. Akidah inilah unsur pembeda Agama Islam dengan Agama lain.
Unsur pokok Islam yang ke-dua adalah syari'ah atau biasa yang
disebut dengan Hukum Isalam. hukum Islam terbentuk dari Ibadah dan Muamalah.
Syari'ah ibadah adalah ketentuan hukum agama yan gmengatur hubungan manusia
dengan Allah sebagai Khaliq-nya dan ibadah ini dirumuskan dalam lima Rukun
Islam. Sedangakan Syari'ah Muamalah adalah norma hukum agama yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia yang lain serta manusia dengan lingkungan
hidupnya atau alam sekitarnya.
Unsur pokok Islam yang ke-tiga adalah norma susila atau norma
span santun. Bagaimanakah tindakan, sikap dan tingkah laku kita dalam kehidupan
sehari-hari.
Hubungan antara akidah dan syariah adalah akidah sebagai
landasan pokok agama sedangkan syariah sebagai realisasi dan konsekuensi
pengakuan dan penerimaan manusia atas akidah Islam itu. Karena jika seseorang
hanya beriman saja tanpa adanya pengamalan syariah maka ia disebut mukmin fasik
atau ashi (orang beriman tapi durhaka). Sebaliknya jika seseorang dapat
menjalankan syariat Islam tetapi tidak berlandaskan ajaran akidah Isalm yang
murni maka dia disebut munafik.
Hubungan akhlak dengan akidah dan syariat bahwa akidah dan
syariat tidak dilengkapi dengan akhlak adalah seperti pohon yang tidak
berbuah dan tidak menaungi. Sedangkan akhlak yang baik tanpa disertai akidah
dan syariah adalah seperti naungan yang menaungi orang yang tidak menetap.
Misi Nabi Muhammad tidak hanya mengajak manusia untuk
beriman, beribadah dan bermuamalah yang baik sesuai dengn tuntunan Al-quran dan
sunah Rasul. Melainkan Raulullah juga mengajak manusia untuk beakhlak yang baik
sesuai dengan Hadist Rasullullah. Nabi Muhammad bersabda, "Sesungghnya aku
diutus oleh Allah untuk memperbaiki / menyempurnakan akhlak yang mulia".[10]m
C. Manfaat Mempelajari
Sejarah Kebudayaan Islam
Manfaat mempelajari
ilmu sejarah agar umat manusia mengambil i’tibar(pelajaran) dari
sejarah tersebut. Allah berfirman sebagai berikut:
ŁَŁُŁŲ§ ŁَŁُŲµُّ Ų¹َŁَŁْŁَ Ł
ِŁْ Ų£َŁْŲØَŲ§Ų”ِ Ų§ŁŲ±ُّŲ³ُŁِ Ł
َŲ§
ŁُŲ«َŲØِّŲŖُ ŲØِŁِ ŁُŲ¤َŲ§ŲÆَŁَ ŁَŲ¬َŲ§Ų”َŁَ ŁِŁ ŁَŲ°ِŁِ Ų§ŁْŲَŁُّ ŁَŁ
َŁْŲ¹ِŲøَŲ©ٌ ŁَŲ°ِŁْŲ±َŁ
ŁِŁْŁ
ُŲ¤ْŁ
ِŁِŁŁَ :Ł”Ł¢Ł
Artinya :
Dan semua kisah
rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar dengan kisah ini kami
teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran
ini Telah datang kepadamu kebenaran nasehat dan peringatan dan bagi orang-orang
yang beriman. (QS Hud[11]:120)
Dari penjelasan ayat
tersebut jelaslah bagaimana Islam mengajarkan pentingnya mempelajari sejarah,
maka jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi, tujuan dan manfaat mempelajari
sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai berikut.
1.
Memperoleh pengalaman
mengenai peristiwa-peristiwa sejarah kebudayaan Islam di masa lalu baik
pengalaman positif maupun pengalaman negatif yang dapat dijadikan hikmah agar
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali
2.
Mengetahui teori-teori
sejarah kebudayaan Islam yang berlaku agar kemudian dapat dimanfaatkan dan
diterapkan dalam mengatasi berbagai persoalan hidup di masa kini dan masa yang
akan datang
3.
Menumbuhkan kedewasaan
berpikir, memiliki cara pandang ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih
arif dan bijaksana.[11]
Dalam pernyataan lain dikatakan bahwe sejarah Kebudayaan
Islam menyajikan pengetahuan mengenai berbagai corak kehidupan umat Islam
dengan segala permaslahannya. Adapun tujuan mempelajari sejarah kebudayaan
Islam, antara lain:
1.
Untuk mengatahui lintas peristiwa , waktu dan kejadian yang
berhubungan dengan kebudayaan Islam
2.
Untuk mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang
berjasa dalam perkembangan Islam
3.
Untuk memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan
Islam dari satu periode ke periode berikutnya.
Manfaat yang dapat kita ambil dari mempelajari sejarah
kebudayaan Islam, antara lain:
1.
Mengambil hikmah setiap kejadian di masa lampau untuk
menembah ketakwaan kepada Allah swt
2.
Mengambil pelajaran dari sejarah sebagai bahan pertimbangan
ketika hendak membuat keputusan tentang suatu hal
3.
Mencari upaya antisipasi agar kekeliruan pada masa lalu tidak
terjadi lagi pada masa yang akan datang
4.
Dapat memahami dan meneladani kisah-kisah yang baik pada
zaman dahulu
5.
Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan
buah karya kaum muslimin masa lalu
6.
Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama
untuk diteladani dalam kehidupan sehari hari[12]
D. Sumber sejarah
Peristiwa yang terjadi
masa lampau dapat di ungkap bila ada sumber sejarah yang mendukung. Sumber
sejarah terdiri atas :
1.
Sumber lisan :
keterangan langsung dari saksi dari peristiwa yang terjadi masa lampau atau
dari oang yang menerima keterangan dari orang lain Umpama ; rekaman pidato,
hasilwawancara, dan narasumber pelaku, atau saksi sejarah
2.
Sumber tertulis. Sumber
yang di peroleh melalui peninggalan peninggalan tertulis, Umpama ; prasasti,
dokumen naskah, surat perjanjian , buku, makalah dll
3.
Sumber benda (artefak
) peninggalan benda benda budaya, Umpama ; bangunan prasati,patung,
senjata dll.
Berdasarkan urutan penyampaiannya
sumber sejarah dibagi dalam beberapa jenis :
1.
Sumber primer ( sumber
pertamsa )
Sumber primer
yaitu;peninggalan asli sejarah seperti;prasasti,kronik,piagam,candi yang benar
benar berasal dari zaman nya.
2.
Sumber sekunder.
Sumber sekunder yaitu
benda benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil penelitian para
ahli ahli sejarah ,laporan penelitian,dan terjemahan kitab kitab kuno.
3.
Sumber terrier (sumber
ke tiga )
4.
Yaitu buku-buku sjarah
yang di susun berdasarkan laporan penelitianahli sejarah tanpa melakukan
penelitian langsung[13]
E. Awal Lahirnya Sejarah
Kebudayaan Islam
Peradaban
dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran
Allah. Pada masa pra Islam terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu Romawi
Timur dan Peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat
lahirnya Islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan dua super power
dunia pada masa itu sekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat
munculnya agama Islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban
Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali
tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu
disebut sebagai peradaban jahiliah. Jahiliah memiliki konotasi jahil (bodoh)
khususnya dalam hal moralitas, yaitu norma-norma pergaulan antarsesama, dimana
ketika itu antarkabilah saling bermusuhan untuk saling berebut hegemoni.
Demikian pula hak-hak asasi manusia khususnya perempuan , dan kaum lemah tidak
pernah ada, yang kuat memperdaya yang lemah , yang kaya memperdaya yang miskin dan seterusnya. Sedangkan dalam hal kemajuan
budaya kebendaan, sebenarnya masyarakat Arab memiliki budaya yang cukup maju
untuk ukuran zamannya. Dengan demikian, jahiliah khususnya diperuntukkan dalam
hal moralitas dan teologi. Dalam situasi dan kondisi perdaban dunia yang
semacam itulah nabi Muhammad diutus Allah untuk membawa agama Islam dengan
menjunjung tinggi peradaban moral
Kondisi
bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama disekitar Mekah masih diwarnai
dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dikenal dengan istilah
paganisme[14]. Selain menyembabah berhala, dikalangan bangsa
Arab adapula yang menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh
penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Disamping itu juga agama Yahudi yang dipeluk
oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi, yaitu
agama orang-orang Persia.
Demikianlah
keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa Islam di
tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliah, masa
kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi
dan sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Mekah bukan hanya merupakan pusat perdagangan
lokal, tetapi juga sebagai jalur perdagangan dunia yang sangat penting pada
saat itu, yang menghubungkan antara utara Syam, dan Selatan yaman, antara timur
Persia dan barat Abesinia dan Mesir.
Dalam
bidang sastra, pada masa ini sastra juga memiliki arti penting dalam kehidupan
bangsa Arab, mereka mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang
diperlombakan setiap tahun di pasar seni Ukaz, Majinnah, dan Majaz. Bagi yang
memiliki syair yang bagus, maka diberikan hadiah, dan mendapat kehormatan bagi
suku atau kabilahnya serta syairnya digantungkan di Ka’bah yang dinamakan Al-MuĆ”llaq
As-Sab’ah. Bangsa Arab juga dikenal suku berperang. Peperangan antarsuku
tidak pernah berhenti, saling berebut kekuasaan dan pengaruh merupakan
kepahlawanan yang dibanggakan. Namun dibalik semua itu, bangsa Arab sejak
dahulu memiliki sifat ksatria, setia pada kawan, dan menepati janji. Bangsa
Arab suka menghormati tamu dan memberi suaka kepada siapapun yang meminta
perlindungan ke rumah mereka. Mereka juga memberi makan dan minum kepada
kafilah padang pasir dan menghargai kepahlawanan, sebagai contoh bahwa bangsa
Arab Quraisy suka membela orang-orang yang tidak berdaya dari golongan mereka
sendiri serta selalu bermusyawarah dalam persoalan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah
adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (events in the
past). Dalam pengertian yang lebik seksama sejarah adalah kisah peristiwa masa
lampau umat manusia. kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan
sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula
melatih jiwa dan raga manusia. Islam itu sendiri secara esensial adalah
“masuk dalam perdamaian”. Inilah makna Islam dilihat dari sudut bahasa,
sekaligus mencerminkan maknanya pada hakikat agama itu. Unsur sejarah meliputi
ruang, waktu dan manusia. Unsur-unsur kebudayaan yaitu (1) Sistem
Religi (sistem kepercayaan). (2) Sistem
organisasi kemasyarakatan. (3) Sistem
pengetahuan. (4) Sistem mata pencaharian
hidup dan sistem-sistem ekonomi. (5) Sistem
Teknologi dan Peralatan. (6) Bahasa.
(7) kesenian.
B. Saran
Kita sebagai seorang Muslim sebaiknya
mengetahui tentang bagaimana sejarah umat Islam terdahulu, bagaimana
perkembangan umat Islam zaman dahulu hingga sekarang, agar kita dapat
mengetahui seberapa besar perjuangan umat-uma Muslim terdahulu untuk
memperjuangkan agama hingga sampai saat ini. Dengan itu kita akan merasa
tergugah diri untuk ikut memperjuangkan agama walaupun sudah tidak di masa
dahulu supaya agama kita agama Islam dapat menjadi Agama yang selalu di ridhai
oleh Allah dan akan menjadi agama yang paling benar dipandangan Allah. Dan
nantinya kita tidak tersesat ke jalan kesesatan dan akan berjalan lurus dalam
jalan kebenaran sampai akhir nanti dan hasilnya kita mendapat hadiah dari Allah
berupa surga
DAFTAR PUSTAKA
Hasan
Utsman, metode penelitian sejarah, Jakarta: Departemen Agama RI, 1986
Siti
Samsul, Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2013
Maryam,
dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta:LESFI, 2001
Syalabi,
Sejarah & Kebudayaan Islam 1, Jakarta: Radar Jaya Ofset,2003,
http://www.sridianti.com/unsur-unsur-dalam-sejarah.html
irwanzulkifli.wordpress.com
http://amrooms.blogspot.com/2011/07/pokok-pokok-ajaran-islam.html
https://arifulhakim.wordpress.com/2013/03/01/manfaat-mempelajari-sejarah-kebudayaan-islam/
http://artikelislamikoe.blogspot.com/2014/03/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-sejarah.html
http://fis2010sejarah.blogspot.com/p/sumber-sejarah.html
[2] Ibid,. Hal.4
[4] Siti, Maryam,
dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta:LESFI, 2001, hal.4
[5] Ibid,. Hal. 7
[6] Ibid,. Hal.9
[7] Syalabi, Sejarah
& Kebudayaan Islam 1, Jakarta: Radar Jaya Ofset,2003,
[8] http://www.sridianti.com/unsur-unsur-dalam-sejarah.html
diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada pukul 10.35 di Kampus Unisnu
[9]
irwanzulkifli.wordpress.com diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada pukul 10.35
di Kampus Unisnu
[10]
http://amrooms.blogspot.com/2011/07/pokok-pokok-ajaran-islam.html diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada pukul
10.36 di Kampus Unisnu
[11]
https://arifulhakim.wordpress.com/2013/03/01/manfaat-mempelajari-sejarah-kebudayaan-islam/
diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada pukul 10.38 di Kampus Unisnu
[12]
http://artikelislamikoe.blogspot.com/2014/03/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-sejarah.html
diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada pukul 10.39 di Kampus Unisnu
[13]
http://fis2010sejarah.blogspot.com/p/sumber-sejarah.html diakses pada tanggal
30 Maret 2015 pada pukul 10.35 di Kampus Unisnu
[14] Samsul, Munir
Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2013. Hal. 63
izin copas
ReplyDelete