MAKALAH
ORGANISASI
KURIKULUM
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen
Pengampu : Bapak Sukarman, M.Pd.I
Disusun oleh :
Nama :
1. Ahmad Ainur Rizal (141310003100)
2. Luayyin Nandiful Kahfi (141310003114)
3. Ainur Rosyidah (141310003184)
Kelas : 5 PAI
A 2
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JL. TAMAN SISWA
(PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillah, Segala Puji Syukur senantiasa
tercurahkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan segala kesalahan
dan kekurangannya, guna memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum”. Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak
mendapatkan syafa’atnya kelak di hari qiamat. Āmīn.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin
dan kami juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun kami sebagai penyusun
berharap isi
dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, tentunya kami
menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan dan
kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya lapoaran ini diwaktu
mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini, sehingga dapat memberikan
manfaat kepada kita semua. Āmīn...
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Jepara, 21 September
2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................
i
Daftar Isi.............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.
Latar
Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................... 1
C.
Tujuan
Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A.
Pengertian
Organisasi Kurikulum........................................................... 2
B.
Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum................................................. 2
C.
Prosedur
Organisasi Kurikulum.............................................................. 3
D.
Jenis-Jenis
Organisasi Kurikulum............................................................ 5
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Organisasi Kurikulum.................................. 13
BAB III PENUTUP........................................................................................... 17
A.
Simpulan................................................................................................. 17
B.
Saran....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Organisasi merupakan asas yang sangat penting bagi proses
pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, karena
hal itu untuk menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian
bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan disiapkan untuk
peserta didik dan menentukan peran pendidik dalam hubungan atau implementasi
kurikulum.
Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu, sehingga
setiap organisasi kurikulum mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing
baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian Organisasi Kurikulum?
2.
Bagaimana Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum ?
3.
Bagaimana
Prosedur dalam Organisasi Kurikulum?
4.
Apa
saja Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum?
5.
Bagaiamana
Kelebihan dan Kelemahan dari Jenis-jenis Organisasi Kurikulum?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian dari Organisasi Kurikulum.
2.
Mengetahui Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum
3.
Mengetahui
Prosedur dalam Organisasi Kurikulum.
4.
Mengetahui
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum.
5.
Mengetahui
Kelebihan dan Kelemahan dari Jenis-jenis Organisasi Kurikulum.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Organisasi Kurikulum
Organisasi Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang
berupa kerangka umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan
kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang
ditetapkan.[1]
B.
Pemilihan
dan Penentuan Isi Kurikulum
Isi kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai
pengalaman yang diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Para perencana
kurikulum sering kali mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun dan
merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Sebabnya, masyarakat senantiasa terus berubah dan berkembang, sehingga banyak
bermunculan masalah kehidupan baru yang perlu dipecahkan. Selain itu, muncul
pula berbagai macam perbedaan dan perubahan minat, kebutuhan, dan masalah yang
dihadapi anak-anak atau remaja. Berbagai perubahan dalam bidang sosial,
ekonomi, budaya, politik, dan yang lainnya, ikut pula memengaruhi peentuan isi
kurikulum.
Untuk mencegah kebingungan atau ketidakpastian di kalangan para
perencana kurikulum dalam hal penentuan isi kurikulum, beberapa ahli kurikulum
menganggap perlu adanya sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pedoman,
patokan, dan ukuran isi kurikulum tersebut. Sebagai contoh Caswell dan Campbell
telah merumuskan kriteria berikut:
1.
Kegunaan
isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang
kontemporer
2.
Kegunaan
isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa
3.
Nilai
isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan sikap, dan sebagainya, yang
dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa
4.
Isi
kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu
Meskipun diatas
telah dirumuskan kriteria penentuan isi kurikulum, tampaknya Morine merasa
bahwa kriteria tersebut masih belum lengkap dan terperinci. Dikaji dari sudut
pandang yang lebih luas, sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya
bertitik tolak dari aspek tujuan pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan
para siswa sendiri. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dirumuskanlah sejumlah
kriterian berikut:
1.
Kriteria
yang berhubungan dengan tujuan pendidikan
a.
Apakah
isi kurikulum yang direncanakan tersebut signifikan, valid, dan berguna dalam
menafsirkan, memahami (mengerti), dan menilai kehidupan yang kontemporer
b.
Apakah
isi kurikulum yang direncanakan tersebut berhubungan dengan masalah-masalah
kehidupan
c.
Apakah
isi kurikulum tersebut akan memajukan perkembangan dan pertumbuhan yang
seimbang pada anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan
(sikap, kemampuan, kebiasaan, dan sebagainya)
d.
Apakah
isi kurikulum yang diajukan tersebut memang penting, dalam artian memberikan
sumbangan yang berharga pada berbagai peran kurikulum (konservatif, evaluatif,
kreatif, dan sebagainya) serta bermakna bagi pengalaman manusia.
2.
Kriteria
yang berhubungan dengan sifat para siswa, yaitu apakah isi kurikulum tersebut
berguna dalam memuaskan minat dan keingintahuan siswa.
C.
Prosedur
Pengorganisasian Kurikulum
Dalam Organisasi Kurikulum ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, diantaranya yaitu:
1.
Ruang
lingkup bahan (Scope) adalah keseluruhan materi pembelajaran dan pengalaman
yang akan diberikan dari suatu bidang studi mata pelajaran atau dari suatu
pokok bahasan tertentu.
2.
Urutan
bahan (Sequence) adalah penyusunan bahan pelajaran menurut aturan tertentu
secara berurutan.
3.
Penempatan
bahan (Grade Placemrent) adalah penempatan satu atau beberapa bahan pelajaran
untuk kelas tertentu.
Menurut Hamalik
dalam pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi:
1.
Prosedur
Buku Pelajaran
Pemilihan
isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran
atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh sebuah panitia tertentu.
2.
Prosedur
Survei Pendapat
Pemilihan
dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan mengadakan survei
atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3.
Prosedur
Studi Kesalahan
Prosedur
ini dilakukan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan,
kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman.
4.
Prosedur
Mempelajari Kurikulum Lainnya
Prosedur
ini dapat disamakan dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah
dapat menetapkan dan menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan
tujuan.
5.
Analisis
Kegiatan Orang Dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu diadakan
studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah
kegiatan yang diperkirakan berguna untuk dipelajari oleh para siswa di sekolah.
Kegiatan yang dianalisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan
6.
Prosedur
Fungsi Sosial
Prosedur
ini berkaitan dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat
melakukan banyak fungsi sosial dalam kehidupannya yang beraneka ragam.
7.
Prosedur
Minat Kebutuhan
Dalam
prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem tetapi
scope dan squencenya didasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi
personal dan sosial.[2]
D.
Jenis-Jenis
Organisasi Kurikulum
Kurikulum memilki bermacam-macam bentuk dan organisasinya, bentuk
yang paling dikenal dan sangat meluas adalah:
1.
Saparated
Subject Curriculum
Saparated Subject Curriculum adalah kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang
terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak
jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
Bahan
pembelajarannya disusun secara logis, sistematis dan sederhana dengan
batas-batasnya yang ketat. Oleh karena itu akan ada batas-batas bahan
pembelajaran untuk tiap-tiap tingkatan, ada batas-batas bahan pembelajaran
untuk tiap-tiap mata pelajaran dan tiap-tiap mata pelajaran disajikan
tersendiri. Seperti di Perguruan Tinggi Agama Islam misalnya pada fakultas
Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab ada mata kuliah Nahwu, Sharaf,
Balaghah dan Muthala’ah. Di madrasah-madrasah ada mata pelajaran Al-Quran
Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih.
2.
Correlated
Curriculum
Correlated
Curriculum adalah suatu
bentuk kurikulum yang menunjukkan suatu hubungan antara satu mata pelajaran
dengan pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik
tiap bidang studi tersebut.
Didalam kurikulum sekolah
sekarang ini dikenal ada enam, yaitu:
a.
Pendidikan
Agama Islam (Al-Quran dan al-Hadits, Akidah, Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam
dan Fiqh).
b.
Ilmu
Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, dan Ekonomi).
c.
Bahasa
(Tata Bahasa, Mengarang, Menyimak, Kesusasteraan dan Pengaturan Bahasa).
d.
Ilmu
Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia dan Biologi).
e.
Matematika
(Berhitung, Aljabar, Geometrid an Aritmatika).
f.
Kesenian
(Seni Tari, Seni Lukis, Seni Suara, Seni Pahat dan SEni Drama).
Sedangkan dalam Perguruan Tinggi Agama
Islam misalnya pada semua fakultas ada mata kuliah Bahasa Arab yang sebenarnya
adalah fusi dari Nahwu, Sharaf, Khithabah, Balaghah, Muhadatsah dan Muthala’ah.
3.
Integrated
Curriculum
Integrated curriculum
adalah kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan
tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
Sedangkan
menurut Hamalik jenis-jenis organisasi Kurikulum diantaranya, yaitu:
1.
Kurikulum
mata pelajaran
Kurikulum
mata pelajaran (isolated subjects atau subjectmatter curriculum)
ini digunakan sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikuulum ini
sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya
kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975. Kurikulum ini memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
Terdiri
atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing
berdiri sendiri.
b.
Tiap
mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak tersendiri dan diberikan pada
waktu tetentu.
c.
Hanya
bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan
perkembangan aspek tingkah laku lainnya.
d.
Tidak
didasarkan pada kebutuhan, minat, dan masalah yang ihadapi para siswa.
e.
Bentuk
kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan dalam
masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang.
f.
Pendekatan
metodologi mengajar yang digunakan adalah sistem penuangan (imposisi) dan
menciptakan perbedaan individual dikalangan para siswa.
g.
Guru
berperan paling aktif, dengan pelaksanaan sistem guru mata pelajaran dan
mengabaikan unsur belajar aktif dikalangan para siswa.
h.
Para
siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum secara
kooperatif.
Ciri-ciri
diatas memperlihatkan dengan jelas berbagai kelemahan yang terdapat dalam
bentuk kurikulum ini. Olrh karena itu, muncul usaha untuk memperbaikinya dengan
mengajukan bentuk kurikulum yang lebih baru.
2.
Kurikulum
dengan Mata Pelajaran Berkolerasi
Untuk mengurangi kelemahan dengan adanya keterpisahan diantara
berbagai mata pelajaran tersebut, diusahakanlah agar mata pelajaran tersebut
tersusun dalam pola korelasi, sehingga lebih mudah dipahami olrh para siswa.
Inilah yang dinamakan dengan kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi. Bentuk
kolerasi ini terdiri atas dua pola, yaitu kolerasi informal dan kolerasi
formal.
Dalam bentuk korelasi informal, seorang guru mata pelajaran meminta
agar guru mata pelajaran lainnya mengorelasikan pelajaran yang akan
diberikannya dengan bahan yang telah diberikan oleh guru pertama. Sebagai
contoh, guru sejarah akan mengajarkan sejarah perang Diponegoro. Kemudian, guru
ini meminta guru Ilmu Bumi agar membahas tentang daerah geografis terjadinya
perang Diponegoro tersebut. Selanjutnya, guru bahasa diminta agar memberikan
pelajaran bercerita tentang suasana masyarakat sewaktu terjadinya perang
tersebut.
Agak berbeda dengan korelasi sebelumnya, dalam korelasi formal
beberapa guru bersama-sama merencanakan untuk mengorelasikan mata pelajaran
yang menjadi tanggungjwabnya masing-masing. Caranya, para guru yang
bersangkutan terlebih dahulu menentukan suatu topik atau masalah. Misalnya,
para guru menentukan topik “keluarga”. Kemudian, guru Bahasa memberikan cerita
yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, guru Menyanyi mengajarkan nyanyian
pengantar tidur, guru Ilmu Berhitung memberikan cara pembuatan anggaran belanja
dalam keluarga. Begitu seterusnya, sehingga para guru mata pelajaran lainnya
dapat memberikan sumbangan terhadap pembahasan topik tersebut. Jadi, ciri-ciri
kurikulum ini diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Berbagai
mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya.
b.
Sudah
dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalahan
kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya masih penguasaan pengetahuan.
c.
Sudah
mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa,
meski pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas
d.
Metode
penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak menghadapi
kesulitan.
e.
Meski
guru memegang peran aktif, namun aktifitas siswa sudah mulai dikembangkan
3.
Kurikulum
Bidang Studi
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum bidang studi (broadfield
curriculum) ini termasuk kedalam jenis kurikulum berkolerasi. Pandangan ini
ada benarnya, karena bidang studi (broadfield) sudah merupakan perpaduan atau fusi
sejumlah mata pelajaran sejenis, yang memiliki ciri-ciri yang sama. Batas-batas
mata pelajaran yang telah berpadu tersebut sesungguhnya sudah tidak terlihat
lagi.
Ciri-ciri umum dari kurikulum bidang studi adalah sebagai berikut:
a.
Kurikulum
terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang didalamnya terpadu sejumlah mata
pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama.
b.
Pelajaran
bertitik tolak dari core subject yang kemudian diuraikan menjadi
sejumlah pokok pembahasan.
c.
Berdasarkan
tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah digariskan.
d.
Sistem
penyampaiannya bersifat terpadu.
e.
Guru
berperan selaku guru bidang studi.
f.
Minat,
masalah, serta kebutuhan siswa dan masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar
penyusunan kurikulum, walaupun masih dalam batas-batas tertentu.
g.
Dikenal
berbagai jenis bidang studi seperti Mateatika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Bahasa, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan
Keterampilan, Pendidikan Kesehatan dan Olahraga, Ilmu Keguruan, dan
sebagainnya.
4.
Kurikulum
Terintegasi
Dalam
kurikulum terintegrasi atau terpadu (Integrated curriculum) ini,
batas-batas diantara semua mata pelajaran sudah tidak terlihat sama sekali,
karena semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unik.
Jadi semua mata pelajaran telah terpadu sebagai satu kesatuan yang bulat.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini
adalah sebagai berikut:
a.
Berdasarkan
filsafat pendidikan demokrasi.
b.
Berdasarjan
psikologi belajar Gestalt atau organismik.
c.
Berdasarka
landasan sosiologisdan sosial kultural
d.
Berdasarkan
kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
e.
Bentuk
kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh mata pelajaran atau bidang studi yang
ada, tetapi lebih luas. Bahkan, mata pelajaran atau bidang studi baru dapat
saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah.
f.
Sistem
penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik unit pengalaman (experience
unit) atau unit pelajaran (subject matter unit)
g.
Peran
guru sama aktifnya dengan peran murid. Bahkan, peran murid lebih menonjol dalam
kegiatan belajar mengajar, dan guru bertindak selaku pembimbing.
Kendatipun bentuk kurikulum ini banyak sekali mengalami kemajuan
dibandingkan bentuk kurikulum sebelumnya, namun dengan berbagai alasan sampai
sekarang penggunaannya masih terbatas.
5.
Kurikulum
Inti
Dalam
studi kurikulum akan kita temukan berbagai pengertian tentang apa yang dimaksud
dengan istilaha kurikulum inti (core curriculum atau core program)
ini. Spears mengatakan bahwa
“the
provision of a common body of growth experiences, usually spoken of as the core
curriculum”
"Penyediaan
tubuh umum dari pengalaman pertumbuhan, biasanya disebut sebagai kurikulum
inti"
Sedangkan
Leonard mengatakan bahwa;
“....that
part of the curriculum, which takes as its major job, is the development of
personal social responsibility and competency needed by all youth to serve the
needs of democratic society”
“........bagian
dari kurikulum, yang mengambil sebagai pekerjaan utama, adalah pengembangan
tanggung jawab sosial pribadi dan kompetensi yang dibutuhkan oleh semua pemuda
untuk melayani kebutuhan masyarakat demokratis "
Di lain pihak, Alberty mengatakan bahwa:
“
the core may be regard as that aspect of the total curriculum which is basic
for all student, and which conist of learning activities that are oeganised
without reference to conventional subjcts or lines”
"Inti
mungkin menganggap sebagai aspek dari total kurikulum yang dasar untuk semua
siswa, dan yang conist kegiatan pembelajaran yang oeganised tanpa mengacu
subjcts konvensional atau garis"
Jadi, memang cukup banyak perumusan tentang apa yang dimaksud
dengan kurikulum inti ini. Banyak dari berbagai pengertian tersebut yang dapat membingungkan kita. Atas dasar
itu, Romine mencoba menyusun perumusan yang lebih komprehensif. Ia menyatakan
bahwa:
“
the core curriculum, core program, or core course may be defined as the part of
the total curriculum objectivies, which is scheduled for proportionally longer
blocks of time”
"Kurikulum
inti, program inti, atau inti saja dapat didefinisikan sebagai bagian dari
total tujuan kurikulum, yang dijadwalkan untuk blok proporsional lebih
lama"
Perumusan
Romine ini terlihat lebih lengkap dan tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Meskipun demikian, jika kita rinci perumusan tersebut mengandung sejumlah hal yang
perlu mendapat perhatian, yaitu:
a.
Kurikulum
inti merupakan bagian dari keseluruhan kurikuum yang diperuntukkan bagi semua
siswa.
b.
Kurikulum
inti bermaksud mencapai tujuan pendidikan umum.
c.
Kurikulum
inti disusun dari garis-garis pelajaran namun tidak secara ketat ( bersifat
luwes).
d.
Kurikulum
inti disusun untuk jangka waktu yang lebih lama.
Pada umumnya, kurikulum inti
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Ciri-ciri
pokok (essential characteristic)
a.
Core pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan semua siswa.
b.
Core program berkenaan dengan pendidikan umum (general education)
untuk memperoleh bermacam-macam hasil (tujuan pendidikan).
c.
Berbagai
kegiatan dan pengalaman core disusun dan diajarkan dalam bentuk
kesatuan, tidak dibatasi oleh garis-garis pelajaran yang terpisah.
d.
Core
program
diselenggarakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
2.
Ciri-ciri
umum
a.
Perencanaan
oleh guru-guru secara kooperatif.
b.
Pengalaman-pengalaman
belajar disusun dalam unit-unit yang luas dan komprehensif berdasarkan
tantangan, minat, kebutuhan, dan masalah dari kalangan siswa dan masyarakat
sekitar.
c.
Core pelajaran menggunakan proses demokratis.
d.
Banyak
dari core program yang dikaitkan dengan bimbingan dan pengajaran. Dalam
hal ini, guru mempunyai tanggung jawab bimbingan terhadap the core class.
e.
Core
program secara lebih luas menggunakan sumber pengajaran yang luas dan prosedur
pengajaran yang lebih fleksibel dan variatif.
f.
Penggunaan
tekhnik problem solving dalam core program.
g.
Guru
dan murid saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik, sehingga memudahkan
pemberian pelayanan terhadap perbedaan individual.
h.
Penilaian
dilakukan dengan bemacam bentuk serta dikejarkan secara kontinu dan menyeluruh.
i.
Pengalaman-pengalaman
belajar bersifat fungsional serta melibatkan banyak kegiatan dan tanggung jawab
terhadap para siswa.
j.
Core
progrm didomminasi oleh usaha yang bertujuan untuk mempebaiki pengajaran.
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
1.
Separated
Subject Curriculum
a.
Kelebihan:
1)
Kurikulum
ini sederhana
dan mudah untuk direncanakan serta dilaksanakan.
2)
Kurikulum
ini mudah diubah atau membuang sebagian materi pelajaran dan menggantinya
dengan yang lain.
3)
Kurikulum
ini dipakai di pendidikan tinggi
4)
Dengan
adany buku pelajaran maka bahan pelajaran dapat disajikan dengan mudah, logis
dan sistematis.
b.
Kelemahan:
1)
Kurikulum
ini memberikan mata pelajaran yang terpisah, yang tidak berhubungan satu
denngan yang lainnya.
2)
Kurikulum
ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam
kehidupannya sehari-hari dimasyarakat.
3)
Kurikulum
ini terlampau terbatas pada mata pelajaran.
4)
Kurikulum
ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir.
2.
Correlated
Curriculum
a.
Kelebihan Correlated
currriculum.
Di antara beberapa
kelebihan Correlated curriculum yaitu sebagai berikut:
1)
Jenis Correlated
currriculum ini menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada siswa,
hal ini ditunjukkan dalam implementasinya kurikulum ini mata pelajaran
disajikan dan dikaji dari berbagai disiplin atau berbagai bidang ilmu.
2) Dengan adanya pengkajian suatu topik dari berbagai bidang studi, maka
pengetahuan dan pemahaman siswa akan lebih mendalam dengan penguraian dan
tinjauan lebih dari perpektif ilmu.
3) Correlated currriculum ini juga
memberikan kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetahuan secara lebih
fungsional.
4) Selain itu kelebihan jenis pengorganisasian kurikulum dengan bentuk Correlated
currriculumjuga dapat meningkatkan minat siswa terhadap apa yang dikaji karena
adanya korelasi antar berbagai bidang studi.[3]
b. Kekurangan Correlated currriculum.
Selain mempunyai beberapa keunggulan seperti yang
telah di uraikan diatas correlated curriculum juga juga
tidak terlepas dari beberapa kelemahan, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1) Guru akan kesulitan dalam menjalankan jenis
kurikulum ini, hal ini dikarenakan oleh kenyataan bahwa ada di antara para guru
yang tidak atau kurang mampu menguasai antar disiplin ilmu, sehingga
berimplikasi pada mengaburkan pemahaman siswa.
2) Pengetahuan yang diberikan kurang sistematis dan
juga kurang mendalam pada berbagai bidang studi.
3) Urutan penyusunan dan penyampaian bahan (topik) tidak tersusun secara
sitematis.
Sementara ditempat
lain, berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan jenis correlated
curriculum ini H. Dakir dalam bukunya Perencanaan dan
Pengembangan Kurikulum menjelaskan bahwa:
a. Kelebihan correlated curriculum ini yaitu sebagai berikut:
1) Ditinjau dari aspek pencapaian tujuan pengajaran
maka correlated curriculum bisa lebih mudah untuk memecahkan
masalah secara utuh karena menggunakan berbagai tinjauan.
2) Bahan pembelajaran dapat disusun secara fleksibel,
sumber bahan tidak terbatas dan penyusunan bahan tidak terpaku pada suatu
bidang pengetahuan.
3) Pembelajaran tidak membosankan, hal ini dikarenakan
dalam mengkaji suatu topik tidak hanya dibahas dari satu tinjauan.
4) Dalam hal mengevaluasi, maka tidak hanya bisa
dievaluasi hasil pembelajaran tapi juga dapat dilakukan evaluasi proses.
5) Guru bisa lebih bebas untuk berkreasi, baik dalam
menggunakan metode maupun pendekatan dalam proses belajar mengajar.
6) Suatu topik yang dibahas bisa lebih terkesan pada
peserta didik, hal ini dikarenakan pembahasannya tidak hanya terpaku pada satu
tinjauan tertentu.[4]
b. Kelemahan correlated curriculum ini
yaitu sebagai berikut:
1) Ditinjau dari aspek pencapaian tujuan pembelajaran
dengan kurikulum ini kadang kala dalam penjelasan setiap topik menjadi kabur
hal ini dikarenakan dalam menjelaskan suatu topik tidak dilakukan secara
mendetail.
2) Penyampaian bahan atau materi ajarnya tidak
dilakukan secara sistematis.
3) Kadang kala guru tidak bisa mengaplikasikan
(menjalankan) kurikulum ini secara sempurna, hal ini dikarenakan guru dituntut
untuk mempunyai pengetahuan yang luas yang mencakup banyak bidang studi.
4) Bagi peserta didik penggunaan kurikulum jenis ini
mengakibatkan kurang mempunyai pengetahuan yang mendalam dalam suatu bidang
studi tertentu.
c.
Integrated
Curriculum
a.
Kelebihan:
1)
Segala
permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat berkaitan erat dengan masalah
sosial sekitar siswa.
2)
Sangat
sesuai dengan perkembangan modern tentang teori dan proses belajar mengajar.
3)
Sesuai
dengan ide demokrasi.
4)
Penyajian
bahan disesuaikan dengan kesanggupan atau kemampuan individu, minat dan
kematangan siswa baik secara individu maupun kelompok.
b.
Kelemahan:
1)
Guru
tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini.
2)
Organisasinya
tidak logis dan kurang sistematis.
3)
Terlalu
memberatkan tugas-tugas guru.
4)
Siswa
dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Organisasi
Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum
pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada peserta didik guna
tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan
Caswell
dan Campbell telah merumuskan kriteria berikut:
1.
Kegunaan
isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang
kontemporer
2.
Kegunaan
isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa
3.
Nilai
isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan sikap, dan sebagainya, yang
dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa
4.
Isi
kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu
Menurut Hamalik dalam pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa
prosedur yang meliputi:
1.
Prosedur
Buku Pelajaran
2.
Prosedur
Survei Pendapat
3.
Prosedur
Studi Kesalahan
4.
Prosedur
Mempelajari Kurikulum Lainnya
5.
Analisis
Kegiatan Orang Dewasa
6.
Prosedur
Fungsi Sosial
7.
Prosedur
Minat Kebutuhan
Kurikulum memilki bermacam-macam bentuk dan organisasinya, bentuk
yang paling dikenal dan sangat meluas adalah:
1.
Saparated
Subject Curriculum
2.
Correlated
Curriculum
3.
Broad
Field Curriculum
4.
Integrated
Curriculum
Sedangkan menurut Hamalik jenis-jenis organisasi Kurikulum
diantaranya, yaitu:
1.
Kurikulum
mata pelajaran
2.
Kurikulm
dengan Mata Pelajaran Berkolerasi
3.
Kurikulum
Bidang Studi
4.
Kurikulum
Terintegasi
5.
Kurikulum
Inti
B.
Saran
Demikian
makalah dari kami, semoga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita
semua. Apabila ada kritik dan saran, silakan sampaikan langsung kepada kami. Karena
kritik dan saran dari pembaca tentu sangat dibutuhkan untuk bahan intropeksi.
Sehingga di masa yang mendatang, kami dapat menyusun makalah yang lebih baik
lagi. Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan, karena kaami hanyalah hamba Allah
SWT yang tidak luput dari khilaf dan lupa.
[1]
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm.
62
[2]
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 161-166
[3] Syafruddin
Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:
Quantum Teaching, 2005, hal. 47
DAFTAR
PUSTAKA
Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan
Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Hamalik, Oemar,
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Nurdin,
Syafruddin. Guru Profesional Dan Implementasi
Kurikulum, Jakarta: Quantum Teaching, 2005
Zaini,
Muhammad, Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: TERAS, 2009.
http://habapendidikan.blogspot.co.id/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
sangat membantu, terimakasih
ReplyDeleteSangat membantu
ReplyDelete