Monday, February 27, 2017

Sejarah Peradaban Islam

BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SEJARAH
Kata “sejarah” berasal dari bahasa arab “syajaratun”, artinya pohon. Apabila digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab.[1]
Sejarah dalam dunia barat disebut historiy (perancis), historie (belanda), dan history (inggris), berasal dari bahasa yunani, istoria yang berarti ilmu.[2]
Menurur definisi yang umum, kata histiry berarti “masa lampau umat manusia”.dalam bahasa jerman disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi.[3] Sedangkan dalam bahasa arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus sya’i menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa.[4]
Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (events in the past). Dalam pengertian yang lebik seksama sejarah adalah kisah peristiwa masa lampau umat manusia.
Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramah tamahan, dan solidaritas golongan tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam; tentang bermacam-macam dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bemacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan. Pada umumnya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan ditempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu, seperti sejarah eropa, sejarah yunani, sejarah islam, sejarah islam abad pertengahan, sejarah islam di spanyol, dan lainnya.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dsn bernilsi, sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarahpun membentuk manusia, menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut.
Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti dimana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan penuntun. Al-quran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan ( uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam setiap tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang lembut dan keras bagi umat manusia yang membacanya; menjadi sesuatu yang mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karena itu, sejarah tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah.  Sejarah islam sangat erat dengan islam sebagai aama penuntun, maupun petunjuk bagi umat islam sehingga islam dalam sejarah  memberikan arti lebih penting bahkan menentukan kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik kehidupna dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sejarah Islam yang sebenarnya berpangkal dan bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.










BAB II
PEMBAHASAN

Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah. Pada masa pra Islam terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu Romawi Timur dan Peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan dua super power dunia pada masa itu sekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama Islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban jahiliah. Jahiliah memiliki konotasi jahil (bodoh) khususnya dalam hal moralitas, yaitu norma-norma pergaulan antarsesama, dimana ketika itu antarkabilah saling bermusuhan untuk saling berebut hegemoni. Demikian pula hak-hak asasi manusia khususnya perempuan , dan kaum lemah tidak pernah ada, yang kuat memperdaya yang lemah , yang kaya memperdaya yang miskin  dan seterusnya. Sedangkan dalam hal kemajuan budaya kebendaan, sebenarnya masyarakat Arab memiliki budaya yang cukup maju untuk ukuran zamannya. Dengan demikian, jahiliah khususnya diperuntukkan dalam hal moralitas dan teologi. Dalam situasi dan kondisi perdaban dunia yang semacam itulah nabi Muhammad diutus Allah untuk membawa agama Islam dengan menjunjung tinggi peradaban moral

Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama disekitar Mekah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dikenal dengan istilah paganisme[5].  Selain menyembabah berhala, dikalangan bangsa Arab adapula yang menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Disamping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi, yaitu agama orang-orang Persia.
Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu biasa disebut dengan zaman jahiliah, masa kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi dan sastra karena dalam dua hal yang terakhir ini bangsa Arab mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mekah bukan hanya merupakan pusat perdagangan lokal, tetapi juga sebagai jalur perdagangan dunia yang sangat penting pada saat itu, yang menghubungkan antara utara Syam, dan Selatan yaman, antara timur Persia dan barat Abesinia dan Mesir.
Dalam bidang sastra, pada masa ini sastra juga memiliki arti penting dalam kehidupan bangsa Arab, mereka mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap tahun di pasar seni Ukaz, Majinnah, dan Majaz. Bagi yang memiliki syair yang bagus, maka diberikan hadiah, dan mendapat kehormatan bagi suku atau kabilahnya serta syairnya digantungkan di Ka’bah yang dinamakan Al-Muállaq As-Sab’ah. Bangsa Arab juga dikenal suku berperang. Peperangan antarsuku tidak pernah berhenti, saling berebut kekuasaan dan pengaruh merupakan kepahlawanan yang dibanggakan. Namun dibalik semua itu, bangsa Arab sejak dahulu memiliki sifat ksatria, setia pada kawan, dan menepati janji. Bangsa Arab suka menghormati tamu dan memberi suaka kepada siapapun yang meminta perlindungan ke rumah mereka. Mereka juga memberi makan dan minum kepada kafilah padang pasir dan menghargai kepahlawanan, sebagai contoh bahwa bangsa Arab Quraisy suka membela orang-orang yang tidak berdaya dari golongan mereka sendiri serta selalu bermusyawarah dalam persoalan keluarga.

Sebelum agama Islam berkembang di Jazirah Arab, agama Yahudi dan Kristen  telah berkembang ke Jazirah Arab. Namun, bangsa arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka. Daerah Jazirah Arab dibagi dalam 3 bagian besar, yaitu:
1.      Selatan Jazirah Arab
Terdapat kaum Qathaniyun (keturunan Qathan) yang mendirikan kerajaan Saba’ (kota pusat perdagangan) dan kerajaan Himyar.
2.      Utara Jazirah Arab
a.       Hidup kaum Qathaniyun dan Adnaniyun (keturunan Ismail bin Ibrahim).
b.      Terdapat Kerajaan Hirah yang berada di bawah perlindungan Persia. Berkembang pada abad ke-3 hingga munculnya islam.
c.       Terdapat Kerajaan Ghassan yang berada di bawah perlindungan Romawi. Berkembang pada abad ke-3 hingga munculnya islam.


3.      Daerah Hijaz
a.       Tidak pernah dijajah oleh Bangsa lain.
b.      Daerah yang sulit dijangkau, tandus dan miskin.
c.       Kota terpenting adalah Mekkah, di Mekkah terdapat Kakbah.
d.      Penguasa yang terkenal adalah Qushai dan Quraisy.
Ciri-ciri Negara Arab sebelum munculnya agama Islam:
-          Arab merupakan kawasan yang tidak maju.
-          Keadaan masyarakat sangat kacau.
-          Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala.
-          Sebagian orang Arab merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.
-          Setiap orang berkelakuan semaunya sendiri.
-          Keributan terjadi dimana-mana.
-          Zaman zahiliyah.


Masa Awal Perkembangan Islam
Agama Islam lahir dan tumbuh di Jazirah Arab, tepatnya dikota Mekkah. Agama ini pertama kali diperkenakan oleh Nabi Muhammad SAW, sekitar abad ke-6 M.
Pada awal perkembangannya, agama Islam sangat ditentang oleh masyarakat Mekkah, terutama oleh pemimpin-pemimpin suku Quraisy. Menurut Ahmad Syalabi, 5 faktor yang mendukung suku Quraisy menentang seruan islam yaitu:
1.      Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.
2.      Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Atau disebut dengan tidak adanya perbudakan.
3.      Para penmimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
4.      Patuh kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab.
5.      Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.





Masa Awal Agama Islam
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi. Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana. Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya.  Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya. Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah. Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.




Suku Quraisy
Quraisy berasal dari Bahasa Arab yang artinya adalah suku bangsa Arab keturunan Ibrahim as. Mereka tinggal dan hidup di Mekkah dan daerah sekitarnya. Quraisy yang hidup di Mekkah disebut Quraisy Lembah, sementara yang lain tinggal lebih jauh mengelilingi Mekkah dikenal dengan Quraisy Pinggiran.
Penamaan Quraisy berasal dari Fihr yang merupakan leluhur Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul utama agama Islam. Dimana Fihr kemudian menurunkan sampai Qushay bin Kilab.

Garis Keturunan Suku Quraisy:
1.      Ba’idah artinya punah.
Merupakan suku yang pernah tinggal di Jazirah Arab dan telah punah. Sejarah mereka sedikit sekali yang dapat diketahui, kebanyakan berasal dari Perjanjian Lama dan Al-Qur’an. Selain itu dari penggalian-penggalian arkeologis yang ditemukan. Mereka termasuk ‘Ad, Tsamud,  Tasam, Jadis, Imlaq dan lainnya.

2.      Qahtani
Menurut dugaan mereka berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin Qahtan bin Hud, sering pula dikenal dengan Arab Qahtan. Mereka kebanyakan tinggal di Yaman dan kemudian menyebar ke daerah lainnya. Peradaban mereka diketahui cukup tinggi. Dibuktikan dengan penemuan-penemuan arkeologis yang mengungkapkan cara kehidupan mereka. Keturunan dari Qahtani ini ada yang menyebar sampai ke Yatsrib, nama kuno untuk Madinah, yaitu Bani ‘Aus dan Bani Khazraj yang dikenal sebagai Kaum Anshar.
3.      Adnani
Mereka diduga berasal dari keturunan Ismail as melalui anaknya Adnan. Ada juga yang menyebut Arab Adnan. Quraisy termasuk cabang dari ini.


Quraisy menjadi suku terkemuka di Mekkah sejak sebelum kelahiran Muhammad SAW dan pada dasarnya menguasai kota. Sebelum kelahiran Muhammad SAW, suku ini terbagi menjadi beberapa klan, masing-masing memiliki tanggung jawab yang berbeda atas kota Mekkah dan Ka’bah. Terjadi rivalitas antar klan, dan makin meruncing selama nabi Muhammad SAW hidup. Beberapa pemimpin klan tidak menyukai klaim nabi Muhammad saw akan kenabian dan mencoba menghentikannya dengan menekan pemimpin Bani Hasyim saat itu, Abu Thalib. Banyak pula dari klan tersebut yang menghukum pengikut nabi Muhammad SAW, seperti melakukan boikot. Hal inilah yang menyebabkan keluarnya perintah hijrah ke Ethiopia, dan kemudian ke Madinah.

Setelah Penaklukan Kota Makkah pada tahun 630 M, nabi Muhammad SAW memaafkan orang Quraisy yang sebelumnya menekan dan memusuhinya, kedamaian terjadi. Setelah meninggalnya nabi Muhammad SAW, rivalitas klan meningkat, terutama siapa yang berhak menjadi Khalifah, hal yang menyebabkan terjadinya pemisahan Sunni dan Syi’ah.
Banyak cara yang dilakukan para pemimpin suku Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad SAW, yaitu:
·         Bujuk rayu.
·         Ancaman pembunuhan.
·         Fitnah.
·         Penyiksaan terhadap penduduk yang beragama Islam.
Melihat kekejaman yang dilakukan oleh suku Quraisy, Nabi Muhammad SAW mengungsikan para sahabatnya keluar dari Mekkah. Mula-mula mereka pergi ke Habsyah (Etiopia). Habsyah (Etiopia)  memiliki seorang raja yang toleransi beragamanya tinggi, walaupun Raja Majasi ini memeluk agama Kristen, Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya mendapat perlakuan baik dari Raja Majasi.
Setelah mereka mengungsi ke Habsyah (Etiopia), mereka pindah ke Yatsrib (Madinah). Atas permintaan sahabatnya, Nabi Muhammad SAW kemudian menyusul hijrah dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah). Di Madinah, Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya diterima dengan baik, karena kedatangan mereka telah dinanti-nantikan.
Madinah merupakan titik tolak perkembangan Islam, agama Islam kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia. Di kota itulah pertama kalinya terbentuk masyarakat Islam sebagai kekuatan politik, Nabi Muhammad SAW tidak hanya berkedudukan sebagai pemimpin agama tetapi juga sebagai pemimpin masyarakat. Nama kota Yatsrib kemudian diubah menjadi Madinatul Munnawwarah (Kota yang bercahaya).

Masa Kekhalifahan
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, muncullah para khalifah (wakil pengganti) Rasul Allah. Para khalifah ini hanya menggantikan dalam hal mengatur hidup kaum Muslimin menurut agama Islam. Masa kekhalifahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq sampai Khalifah Ali bin Abi Thalib biasa disebut dengan Khulafa’ur Rasyidin (Pengganti Rasulullah yang bijaksana).
Khalifah yang pernah berkuasa diantaranya, adalah:
1.      Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
ü  Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq merupakan khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
ü  Masa kepempininannya hanya 2 tahun (632-634).
ü  Terjadi perang Riddah (perang yang dilakukan kaum muslimin melawan kemurtadan).
ü  Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq berhasil mengembalikan suku-suku Arab ke jalan Islam dan membasmi nabi-nabi palsu, seperti Tulaiha.
ü  Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq mulai mengumpulkan lembaran surat-surat Al-Quran.
2.      Khalifah Umar bin Khattab
ü  Masa kepemimpinannya adalah 10 tahun (634-644).
ü  Melakukan gelombang ekspansi ke luar daerah Arab.
ü  Kekuasaan Islam telah mencakup Jazirah Arab, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
ü  Khalifah Umar bin Khattab mendirikan Baitul Maal, menempa uang, dan menciptakan Tahun Hijriah.
ü  Khalifah Umar bin Khattab dibunuh oleh seorang budak Persia yang bernama Abu Lu’lu’ah.
3.      Khalifah Usman bin Affan
ü  Khalifah Usman memerintah selama 12 tahun (644-655).
ü  Kitab Al-Quran secara resmi dibukukan.
ü  Beliau membangun bendungan yang menjaga arus banjir dan mengatur pembagian air ke kota-kota.
ü  Beliau juga membangun jalan-jalan, jembatan, masjid, dan memperluas masjid Nabi Muhammad di Madinah.
ü  Kekuasaan Islam meluas hingga ke daerah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, sebagian Persia, Transoxania, dan Tabaristan.
ü  Dalam masa pemerintahannya terjadi ketidakpuasan di kalangan umat Islam.
ü  Beliau dibunuh oleh kaum pemberontak pada tahun 35 H (655)
4.      Khalifah Ali bin Abi Thalib
ü  Masa pemerintahannya hanya 6 tahun.
ü  Pada masa pemerintahannya, Khalifah Ali bin Abi Thalib menghadapi berbagai pergolakan.
5.      Khalifahan Ummayah
Setelah kedudukan khalifah dikuasai oleh kluarga Umayyah (661-750 M). Pusat kekuasaan negara Islam dipindahkan keluar Jazirah Arab, yaitu ke Syria(Damaskus). Pada masa-masa ini, dasar-dasar demokrasi Arab lenyap, karena jabatan khalifah dipegang secara turun temurun. Hidup khalifah sama dengan hidup raja dengan kekuasaannya yang mutlak.
Wilayah kekuasaaan negara islam pada masa ini meliputi wilayah yang sangat luas. Ke sebelah barat sampai ke daerah spanyol dan ke sebelah timur kedaerah Pakistan dan Asia Tenggara. Perluasan wilayah ini dilakukan oleh :
ü  Musa memimpin tentara Islam menyerbu kearah baratmenyusuri daerah Afrika Utara sampai Maroko. Perjalanan ini dilanjutkan oleh Tarik dan berhasil menduduki semenanjung Iberia serta menguasai Spanyol (712 M)
ü  Muhammad Kasim berhasil menduduki daerah lembah sungai Shindu (721M)
ü  Maslama memimpin tentara Islam menyerang konstatinopel tetapi trapserangan dapat dipukul mundur. Baru ada tahun 1453 M konstatinopel dapat dikuasai.
Pada tahun 750 M, terjadi perebutan kekuasaan terhadap keluarga Ummayah yang dilakukan oleh golongan Abbasiyah dalam perebutan kekuasaan itu, hampir seluruh keluarga Ummayah dimusnahkan. Hanya seorang yang berhasil meloloskan diri, yaitu Abdur Rachman.
6.      Kekhalifahan Abbasiyah
Pada masa ini pusat kekhalifahan dipinahkan dari Damaskus ke Bagdad. Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M) mengalami perkembangan yang cukup pesat dan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid (786-809 M) mencapai puncak yang gemilang. Hal ini tak lepas dari :
ü  Bagdad merupakan pelabuhan transito dan perdagangannya maju pesat
ü  Buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan baik dari Yunani maupun dari Persiaditerjemahan kedalam bahasa dan huruf Arab
ü  Harun Al Rasyid mengadakan persahabatan dengan Karel Agung (Perancis).Peristiwa ini terjadi berdasarkan situasi politik sebagai berikut :
a.       Bagdad bermusuhan dengan Byzantium dalam memperebutkan Asia kecil
b.      Bagdad bermusuhan dengan keamiran Cordoba dalam memperebutkan daerah pantai utara Afrika dan juga karena Cordoba tidak mau mengakui kekhalifahan Bagdad.
c.       Perancis bermusuhan dengan Cordoba dalam memperebutkan daerah
d.      Spanyol Utara, juga bermusuhan dengan Byzantium karena daerah Italia.
Dalam perebutan berikutnya kekhalifahan mengalami kemunduran. Hal inidisebabkan oleh :
a.       Terjadinya perebutan jabatan khalifah diantara keluarga sendiri, sehinggadalam istana terdapat kelompok-kelompok yang saling bertentangan.
b.      Pertentangan itu mengakibatkan pemerintahan pusat menjadi lemah, sehinggadaerah-daerah bagian banyak yang memerdekakan diri

7.      Kekhalifahan Cordoba
Abdur Rachman, satu-satunya keturunan kekhalifahan Ummayah yang berhasil menyelamatkan diri dari serangan golongan Abbasiyah mendirikan kekhalifahan Cordoba di Spanyol. Beliau tetap menyebut dirinya Amir dan tidak mau mengakui kekhalifahan Bagdad. Baru pada masa kekuasaan Abdur Rachman III, Cordoba menyatakan dirinya sebagai khalifah dan kedudukannya seimbang dengan kekhalifahan Bagdad (929 M).
Pada jaman kekhalifahan Cordoba ilmu Pengetahuan dan kebudayaan berkembang pesat. Masjid-masjid banyak dibangun istana dan perpustakaan didirikan ahli-ahli bangunan, tabib, pengarang, ahli-ahli fikir, ahli pakaian danahli-ahli kemasyarakatan banyak terdapat di Cordoba.
Kemajuan dalam bidang kebudayaan itu mendorong orang-orang Eropa untuk  belajar di spanyol. Kebudayaan dari timur yang telah tinggi dan juga warisan kebudayaan Romawi danYunani Kuno yang telah hidang dari Eropa Barat,diketemukan kembali melalui Islam di spanyol.
Daerah kekuasaan Islam pada perkembangan selanjutnya makin sempit. Akan tetapi, pikiran-pikiran Islam makin meluas. Apabila mula-mula mempertahankan dan meluaskan pengaruh islam dengan pedang tetapi pada waktu-waktu berikutnya perluasan Isalam dilakukan dengan jalan damai yaitu melalui perdagangan. Melalui perdagangan inilah Islam masuk ke wilayah Indonesia.



Faktor-faktor yang mendorong cepatnya penyebaran agama Islam di luar Jazirah Arab adalah sebagai berikut:
1.      Islam merupakan agama yang mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, serta hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat.
2.      Islam mengajarkan pentingnya dakwah untuk menyebarluaskan agama Islam.
3.      Islam dating dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya untuk memeluk agama Islam.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebelum adanya  agama Islam terdapat dua kekuatan peradaban dunia yang menjadi tetangga Arab, yaitu Romawi Timur dan Peradaban Persia. Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban jahiliah Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama disekitar Mekah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai tuhan. Yang dikenal dikenal dengan istilah paganisme. Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi. Setelah Islam muncul keadaan di Arab dari yang asalnya peradaban jahiliah menjadi peradaban Islamiyah. Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Setelah nabi Muhammad wafat kepemimpinan umat Islam dilanjutkan oleh para khulafaurrasyidin dan seterusnya

B.     Saran
Kita sebagai seorang Muslim sebaiknya mengetahui tentang bagaimana sejarah umat Islam terdahulu, bagaimana perkembangan umat Islam zaman dahulu hingga sekarang, agar kita dapat mengetahui seberapa besar perjuangan umat-uma Muslim terdahulu untuk memperjuangkan agama hingga sampai saat ini. Dengan itu kita akan merasa tergugah diri untuk ikut memperjuangkan agama walaupun sudah tidak di masa dahulu supaya agama kita agama Islam dapat menjadi Agama yang selalu di ridhai oleh Allah dan akan menjadi agama yang paling benar dipandangan Allah. Dan nantinya kita tidak tersesat ke jalan kesesatan dan akan berjalan lurus dalam jalan kebenaran sampai akhir nanti dan hasilnya kita mendapat hadiah dari Allah berupa surga




DAFTAR PUSTAKA



http://wiseislam.blogspot.com/2010/05/asal-usul-agama-bukti-sejarah-kehidupan.html

William H. Frederick dan soeri soeroto (ed), pemahaman sejarah indonesia, sebelum dan
sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1982, hlm, 1.

Samsul, Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2013. Hal. 63





[1] William H. Frederick dan soeri soeroto (ed), pemahaman sejarah indonesia, sebelum dan sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1982, hlm, 1.
[2] Louis Gottschalk, mengerti sejarah, Jakarta: UI Press, 1986. Hlm 27.
[3] Ibid
[4] Hasan Utsman, metode penelitian sejarah, Jakarta: Departemen Agama RI, 1986, hlm. 6.
[5] Samsul, Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2013. Hal. 63

No comments:

Post a Comment