Monday, February 27, 2017

MAKALAH RISET DAN TEORI DALAM TEKHNOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH RISET DAN TEORI DALAM TEKHNOLOGI PENDIDIKAN




Disusun oleh:
1.      Nikmatul Wahidah
2.      Ratna Sanjiyanti
3.      Ahmad Fathur Rozi
4.      Nuur Muhammad
5.      Ahmad Ainurrizal

Fakultas Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan




UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah bertema ” Riset Dan Teori Dalam Tekhnologi Pendidikan ” sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Tekhnologi Pendidikan.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan begitu banyak bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada siapa saja yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk belajar mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu saya mengharap kritik dan sarannya yang akan menjadikan makalah ini lebih baik.





Jepara,  September  2014
Penyusun














Daftar isi

Kata pengantar......................................................................................................... 1
Daftar isi.................................................................................................................. 2
1.    Pendahuluan..................................................................................................... 3
1.1.       Latar Belakang masalah.......................................................................... 3
1.2.       Rumusan Masalah................................................................................... 3
1.3.       Tujuan Penulisan..................................................................................... 3
2.    Pembahasan...................................................................................................... 4
2.1.       Pengertian Riset dan Teori...................................................................... 4
2.2.       Contoh Hasil Riset Dan Teori Yang Punya Kontribusi Pada Teknologi Pendidikan        5
2.3.       Manfaat Riset Dalam Perkembangan Teknologi Pendidikan.................. 9
3.      Penutup............................................................................................................. 9
3.1.       Kesimpulan........................................................................................... 10
Daftar pustaka



















BAB I
PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998) dan ke-109 (1999).
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah diperbandingkan dengan Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan SDM Indonesia untuk pembangunan bangsa.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah standardisasi pengajaran, metode pengajaran, serta teorinya.
1.2.     Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa pengertian riset dan teori dalam ilmu pengetahuan ?
1.2.2.      Apa contoh hasil riset dan teori yang punya kontribusi pada teknologi pendidikan ?
1.2.3.      Apa manfaat riset dalam perkembangan teknologi pendidikan ?
1.3.     Tujuan Penulisan
1.3.1.      Mengetahui pengertian riset dan teori dalam ilmu pengetahuan
1.3.2.      Mengetahui contoh hasil riset dan teori yang punya kontribusi pada teknologi pendidikan
1.3.3.      Mengetahui manfaat riset dalam perkembangan teknologi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Riset dan Teori
Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terobservasi. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.
Dorin, Demmin, dan Gabel (1990) menjelaskan beberapa pengertian teori yang meliputi :
Ø  Suatu teori menyajikan penjelasan umum berdasarkan pengalaman yang dilakukan dalam jangka lama
Ø  Suatu teori menjelaskan dan meramalkan sesuatu
Ø  Suatu teori tidak dibangun dalam keraguan
Ø  Suatu teori dapat dimodifikasi
Ø  Kebanyakan teori tidak dapat dibuang seluruhnya bila diuji kembali, tetapi teori dapat diterima  dalam waktu yang lama kemudian menjadi usang dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga tidak diterima lagi.
2.2.  Contoh Hasil Riset Dan Teori Yang Punya Kontribusi Pada Teknologi Pendidikan
Contoh Riset
Dasar
Terapan
ü  Penelitian tentang tingkat-tingkat perkembangan berfikir anak dalam berbagai periode usia
ü  Penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar
ü  Penelitian tentang pengaruh berbagai metode mengajar terhadap prestasi belajar
ü  Penelitian tentang hambatan-hambatan dalam melaksanakan sistem SKS di perrguruan tinggi
ü  Penelitian tentang penggunaan berbagai bentuk media dalam mata kuliah di perguruan tinggi
ü  Penelitian tentang laju pertumbuhan mahasiswa selam setahun terakhir di perguruan tinggi

Contoh teori
1.      Proses ID bersifat recursivenon-linier, dan kadang-kadang semrawut (chaos). Pengembangan bersifat recursive, yakni berpijak pada masalah nyata pembelajaran dan masalah itu terus berkembang yang kini menjadi fokus perhatian para pembelajar, pebelajar, dan para pengelola pembelajaran. Masalah itu bersifat konteks, artinya terjadi di kampus atau sekolah itu saja yang penyelesainya juga kontekstual. Proses pengembangan tidak linier, tidak berurutan, pemecahannya tidak cukup melibatkan satu keahlian saja, dan tidak beorientasi pada pencapaian tujuan tertentu yang terikat dalam kurikulum.
2.      Proses desain dan pengembangan terus berkembang, reflektif, dan kolaboratif. Kegiatan pengembangan dimulai dari desain yang kurang jelas, namun terus dilakukan kegiatan pengembangan sambil terus melakukan perbaikan. Pengembangan bersifat kolaboratif, artinya melibatkan beberapa pihak, termasuk pengguna produk hasil pengembangan. Pengembangan seperti itu, dengan pengembangan pembelajaran yang behavioristik. Dalam pengembangan pembelajaran yang behavioristik kegiatan desain dimulai dari perencanaan yang sistematik, rapi, dan jelas, termasuk tujuan pembelajarannya.
3.      Tujuan pembelajaran muncul dari desain dan pengembangan kinerja. Tujuan pengembangan bukan pijakan dalam melakukan proses pengembangan. Selama proses pengembangan secara kolaboratif, tujuan muncul dan terkesan “kasar” atau kurang jelas , kemudian menjadi lebih jelas. Dalam pengembangan pembelajaran dengan pijakan behavioristik, rumusan tujuan pembelajaran yang opeasional sangat penting dan menjadi acuan dalam pengembangan produk pembelajaran.
4.      Ahli ID umum tidak perlu ada. Dalam pandangan konstruktivisme, generalis ahli ID yang dapat bekerja dengan bidang keahlian dari berbagai disiplin adalah mitos. Pengembang perlu lebih dulu memahami “proses pengembangan” pembelajaran sebelum melakukan kegiatan pengembangan pembelajaran. Jika pengembang melibatkan tenaga ahli, maka diutamakan mereka yang memahami hal-hal berikut, yakni (1) menguasai isi bidang studi, (2) memahami kontek pengembangan, (3) memiliki keterampilan dalam mendesain dan mengembangkan pembelajaran, dan (4) memiliki kewenangan untuk mengabil keputusan dalam bidang pembelajaran. Dalam pengembangan pembelajaran yang berpijak pada teori behaviristik, ahli yang memiliki pengetahuan khusus, sangat diperlukan untuk mengembangan pembelajaran.
5.      Pembelajaran lebih ditekankan pada kontek dan pemahamam individu yang lebih bermakna (meaningful). Agar pebelajar dapat memahami isi lebih bermakna, maka disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada masalah. Pebelajar difasilitasi untuk dapat mengakses berbagai informasi (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam rangka menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah tersebut menggunakan berbagai sumber daya informasi, misalnya media cetak, media audio, media audio visual, multimedia, internet, dan teknologi terpadu. Hal ini berbeda dengan pengembangan pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, pengembangan pembelajaran diarahkan pada penyelesaian tugas atau penguasaan pengetahuan secara sistematik (bagian demi bagian secara terpisah). Teori Behavioristik menekankan pada subskill yang diajarkan.
6.      Menekankan pada penilian formatif. Dalam pembelajaran yang berpijak pada teori konstruktivistik, penilaian formatif dianggap penting. Penilaian itu untuk mengumpulkan sejumlah informasi dalam rangka perbai/kan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dalam pembelajaran yang behaviristik, yang dipandang penting adalah penilaian sumatif, karena kegiatan pembelajaran lebih diarahkan ke penguasaan pengetahuan yang telah diajarkan.
7.      Data kualitatif mungkin lebih berharga. Penganut teori konstruktvistik meyakini bahwa sesuatu dapat ditunjukkan atau diamati, tetapi tidak selalu dapat diukur. Untuk itu disarankan menggunakan penilaian authentik, portofolio, kinerja, proyek, produk, dan ethnografi. Selama proses pembelajaran, pengembang disarankan menggunakan lembar observasi, melakukan wawancara, fokus group, kritik ahli, dan sebagainya. Dalam pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, lebih banyak menggunakan data kuantitatif, misalnya menggunakan instrumen penilaian melalui ujian pilihan ganda. Data kuantitatif digunakan untuk mengukur kebehasilan pembelajaran dengan mengacu pada rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ketercapaian tujuan itu diukur dengan menggunakan pretes dan postes.

2.3.  Manfaat Riset Dalam Perkembangan Teknologi Pendidikan
1.      Memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan untuk menginterprestasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan saling berhubungan
2.      Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan/ menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut
3.      Mendapatkan pengetahuan ilmu baru.








BAB III
PENUTUP

3.1.     Kesimpulan
Riset atau penelitian adalah suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta, sedangkan teori dalam ilmu pengetahuan, berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan inspirasi sehingga ada yang meneruskan karya ini karah yang lebih baik, lebih detail, dan lebih akurat dari yang telah ada.


















DAFTAR PUSTAKA

Yulaelawati, Ella, Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Pakar Raya, 2004

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007

W.L Neuman, Social Research Methods: Qualitative & Quantitative Approach, London: Sage, 2003, hal. 42

http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/

http://bocahbancar.wordpress.com/



                                                                                     

No comments:

Post a Comment